Pangkalpinang (ANTARA News)- Pecandu sepakbola di Pangkalpinang, Babel, tidak hanya menikmati tayangan langsung tim-tim Eropa berlaga di Euro 2008, tetapi peristiwa bergengsi nomor dua setelah piala dunia itu juga dijadikan ajang taruhan. Warga terutama pemilik warung, sengaja menambah jam buka warungnya hingga subuh dari biasanya buka hingga pukul 22.00 WIB, untuk melayani warga terutama generasi muda yang ingin nonton bareng pertandingan Euro 2008, sambil memasang taruhan. "Saya buka warung sampai pagi karena nonton pertandingan sepak bola dan puluhan warga nonton bareng di warung saya sambil pasang taruhan," ujar Joni, seorang pemilik warung di Pangkalpinang, Kamis. Demikian juga di sejumlah kafe di daerah itu, biasanya pengunjung duduk santai sambil mendengarkan berbagai corak alunan musik, namun sekarang bertukar selera ke Euro 2008. Teriakan dan sorakan tidak jarang terdengar dari `bolamania` ketika melihat aksi pemain idolanya dan menyaksikan `skrimish` di depan gawang serta gol-gol yang dihasilkan. "Euro hanya sekali dalam empat tahun, rugi kalau terlewatkan dan akan lebih seru kalau memasang taruhan,"ujar Rafi seorang pecandu sepak bola di Pangkalpinang. Ia mengatakan, besarnya taruhan tidak ditetapkan, tergantung dengan kesepakatan. Namun tarif taruhan terendah menurut dia dipasang Rp50.000 ribu dan tarif tertinggi Rp500.000. "Sistem taruhan juga sesuai dengan kesepatakan, ada yang sistem kalah dan menang, ada juga memakai sistem operan satu atau dua.Terserah mau pakai sistem mana, yang penting setiap pertandingan harus ada taruhan agar lebih seru," ujarnya. Lain lagi dengan Rian, pecandu sepak bola yang lainya. Sistem taruhannya lebih menarik lagi, bukan taruhan uang tetapi pulsa elektrik. "Kami taruhan dengan sistem transfer pulsa, bagi yang kalah mentransfer pulsa kepada yang menang. Jumlahnya sesuai dengan kesepakatan, asalkan tidak di bawah nilai Rp50.000," ujarnya. Beda lagi cara taruhan bagi para `penjaga malam`, seperti security pelabuhan, pasar, bank dan kalangan sopir truk. Mereka taruhan dengan sistem porsi makanan yang dimakan selama nonton di warung. "Silahkan mengambil makanan apa saja untuk menu nonton sepakbola,namun siapa yang kalah maka mereka lah yang membayar menu yang dimakan," ujar Eko, seorang supir truk di Pangkalpinang. Sementara taruhan di kafe, nilai nominalnya lebih besar lagi, mencapai Rp300.000 hingga Rp1.000.000. "Semua menu baik minuman maupun makanan yang dimakan, dibayar oleh mereka yang kalah taruhan," ujar Sobri, pengunjung Wj Kafe di Pangkalpinang.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008