Serang (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Selasa dini hari mengeluarkan sinar api disertai bunyi dentuman sehingga terlihat jelas dari kejauhan dua kilo meter dari titik letusan. "Sinar api ke udara itu hanya terlihat di sepanjang dua kilo meter dari titik letusan gunung, " kata Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau (GAK) Anton Tripambudi, di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Selasa dini hari. Ia mengatakan, karena cuaca Gunung Anak Krakatau masih diselimuti kabut tebal, tidak terlihat semburan sinar api. "Akan tetapi melalui penglihatan jarak jauh (teropong) di Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau terlihat jelas semburan api disertai suara dentuman," katanya. Oleh karena itu, hingga kini status Anak Krakatau masih siaga atau level III oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG),Departemen Sumber Daya Mineral, Bandung. Menurut dia, selama ini prekuensi letusan dan kegempaan Gunung Anak Krakatau fluktuatif dengan interval kemunculan tiga sampai 20 menit. Setiap hari, ujarnya, jumlah letusan dan kegempaan tidak bisa diprediksikan karena masih berlanjut aktivitas vulkanik. Bahkan, belum lama ini mengalami penurunan vulkanik hingga mencapai 500 kali per hari. Namun demikian, dua hari terakhir meningkat di atas 600 kali letusan dan kegempaan. "Saya kira intensitas letusan dan kegempaan tidak bisa ditentukan karena masih berlanjutnya aktivitas vulkanik," katanya. Berdasarkan data yang terekam Pos Pemantau Pasauran, Serang, Banten, intensitas kegempaan Anak Krakatau sepanjang Selasa (18/6) pukul 24 - 00 WIB tercatat sebanyak 670 kali yakni gempa vulkanik A (dangkal) 48 kali, gempa vulkanik B (dalam) 161 kali, letusan 258 kali, tremor 70 kali dan hembusan sebanyak 133 kali. Oleh sebab itu, pihaknya sampai saat ini tidak bisa menentukan kapan status Gunung Anak Krakatau bisa diturunkan menjadi waspada. Letusan tahun ini, lanjut dia, termasuk paling lama dibandingkan tahun tahun 2001 lalu. Alasanya, letusan tahun ini adanya pembesaran lubang kawah baru yang berlokasi di bukit selatan gunung.(*)

Pewarta: anton
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008