Makassar (ANTARA) - Antrian kapal untuk melakukan bongkar muat di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Sulawesi Selatan, yang terjadi dalam dua pekan terakhir antara lain disebabkan kerusakan peralatan bongkar muat ("gantry crane") di terminal peti kemas. "Antrian juga disebabkan masalah global dimana banyak kapal yang seharusnya masuk China, beralih ke Indonesia (Jakarta dan Surabaya). Karena Jakarta dan Surabaya juga padat, maka banyak yang digeser ke Makassar sehingga terjadi peningkatan jumlah kapal yang harus dilayani di pelabuhan ini," kata Manager Pengembangan Usaha PT. Pelindo IV Makassar, Max Lumempouw kepada wartawan di Makassar, Jumat. Namun demikian, antrian itu sudah teratasi karena hingga hari Kamis, kapal yang menunggu di perairan pelabuhan untuk melakukan bongkar muat tinggal satu kapal saja. Antrian, kata Max, juga tidak terlalu lama, paling lama dua hari dan itu masih cukup wajar. Sementara itu, General Manager Peti Kemas Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Anharuddin Siregar yang dihubungi terpisah membenarkan terjadinya kerusakan `gantry crane` sehingga kemampuan bongkar muat peti kemas menurun. Menurut dia, pelabuhan Makassar memiliki empat unit gantry crane untuk melakukan bongkar-muat, namun satu unit harus menjalani general over-haul (pemeliharaan besar) dan satu lainnya rusak dan peralatannya harus didatangkan dari luar negeri. "Akibatnya kami hanya punya dua gantry crane sehingga volume bongkar muat 25 box/jam yang biasanya ditangani empat "gantry crane", kini hanya dikerjakan dua gantry crane," ujarnya. Untuk mencegah agar waktu antrian kapal tidak terlalu lama, pihak pelabuhan meminta bantuan kapal-kapal yang akan melakukan bongkar muat untuk mengoperasikan "crane"-nya untuk mempercepat aktivitas bongkar-muat. "Hal ini cukup membantu sehingga waktu menunggu kapal tidak lebih dari dua hari dan itu masih dalam batas toleransi biaya tambat yang bisa dikeluarkan pemilik kapal," kata dia. Ditambahkan bahwa keluhan yang muncul sebenarnya berasal dari pemilik barang yang tidak sabar menunggu barangnya dibongkar, bukan dari pemilik kapal. Namun demikian, kata Anharuddin, kedua "gantry crane" yang rusak dan sedang diperbaiki itu sudah akan beroperasi kembali pada dua atau tiga hari ke depan, bahkan unit peti kemas Pelabuhan Makassar kini mendapat tambahan satu "gantry crane" baru sehingga aktivitas bongkar muat peti kemas nanti akan ditangani oleh lima unit "gantry crane". Unit peti kemas Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar tahun 2007 lalu menangani 302.000 teus (twenty equivalent units) peti kemas dan tahun 2008 ini diproyeksi laik sampai 330.000 teus.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008