Teheran, (ANTARA News) - Iran menyebut Israel sebagai "rejim berbahaya" menyusul laporan AS yang mengemukakan negara Yahudi tersebut telah melakukan latihan militer besar-besaran. Latihan tersebut diperkirakan merupakan persiapan untuk melakukan pemboman ke fasilitas nuklir Iran. Reuters melaporkan, komentar dari jurubicara pemerintah Iran tersebut juga muncul satu hari setelah kepala badan pengawas nuklir PBB menyatakan serangan militer terhadap Iran akan menjadikan Timur Tengah sebagai bola-api dan memicu Iran untuk melakukan langkah darurat guna membangun senjata nuklir. Rusia pun mengingatkan tentang ancaman militer, Jumat, setelah harian The New York Times mengutip pernyataan para pejabat AS yang menyebu Israel telah melakukan latihan militer besar-besaran. "Hal itu memperlihatkan pandangan Republik Islam Iran bahwa ini (Israel) adalah rejim berbahaya dan merupakan rintangan untuk perdamaian dan ketenangan di kawasan (Timur Tengah) maupun di dunia," kata jurubicara pemerintah Iran, Gholamhossein Elham, saat ditanya tentang laporan tersebut. Banyak pihak yakin Israel telah menjadi satu-satunya negara Timur Tengah yang punya senjata nuklir. Israel menggambarkan program nuklir Iran sebagai ancaman atas keberadaan mereka. Awal pekan ini, menteri Transportasi Israel, Shaul Mofaz, kepada koran suatu koran Israel menyebutkan bahwa serangan ke Iran tampaknya "tidak dapat dihindarkan" karena kelihatannya sanksi PBB telah gagal dalam mencegah Teheran memiliki teknologi nuklir yang bisa untuk membuat bom. Teheran menyebut teknologi nuklir mereka untuk tujuan damai. Negara tersebut tidak mengakui Israel. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008