Jakarta (ANTARA News) - Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi berkumpul di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, mengenang rekan mereka Maftuh Fauzi yang meninggal dunia dan penyebabnya masih diperdebatkan karena dikaitkan dengan insiden bentrokan di Universitas Nasional (Unas) beberapa waktu lalu. Selain menggelar orasi, di Tugu Proklamasi, Senin, ratusan mahasiswa itu juga menyanyikan lagu gugur bunga bagi Maftuh yang mereka anggap gugur sebagai pahlawan mahasiswa masa kini. "Kami di sini bersaksi untuk terus melakukan perjuangan yang dilakukan oleh Maftuh," kata Ketua Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Negara Kesejahteraan (Pedoman) Indonesia, M Fadjroel Rachman dalam orasinya. Di sekeliling Tugu Proklamasi juga ditemukan banyak bendera kuning. Sedangkan terdapat pula keranda mayat dan foto Maftuh di tengah-tengah massa. Selain itu, sejumlah civitas akademis Unas juga akan mengadukan hasil laporan RSPP yang menyatakan bahwa Maftuh terinfeksi HIV kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Maftuh Fauzi, meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan pada Jumat (20/6). Ketika hari meninggalnya Maftuh, sekitar 50 mahasiswa menggelar aksi keprihatinan dari wafatnya rekan mereka yang menjadi korban penangkapan saat petugas kepolisian menyerbu demo kenaikan harga BBM di kampus Unas di Pejaten, Jaksel, pada 24 Mei 2008. Sebelum Maftuh dimakamkan di Pemakaman Umum Banaran, Desa Adikarto, Kecamatan Adimulyo, Kebumen, Sabtu (21/6), jenazah sempat diautopsi di kamar jenazah RSUD Kebumen dengan melibatkan tim forensik gabungan dari RSUD Margono Soekarjo Purwokerto, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, dan Fakultas Kedokteran Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Menurut Ketua Tim Forensik RSUD Margono Soekarjo, dr. M. Zaenuri Samsul Hidayat, pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kematian mahasiswa jurusan Sastra Inggris angkatan 2003 tersebut sehingga pihaknya mengambil sampel otak, hati, darah, untuk diteliti oleh Laboratorium Fakultas Kedokteran Undip. (*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008