Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar, meminta polisi untuk membuktikan keberadaan surat tugas untuk Pollycarpus Budihari Priyanto yang ditandatangani oleh Wakil Kepala BIN As`ad. Usai bertemu Presiden di ruang kerjanya di Istana Negara, Jakarta, Senin, Syamsir mengaku tidak pernah melihat surat yang dikeluarkan BIN untuk penugasan Pollycarpus di bagian keselamatan penerbangan PT Garuda Indonesia. Bahkan, ia membantah keberadaan surat tersebut. "Ya, buktikan dulu dong suratnya. Tidak ada suratnya kok, suratnya saja aku tidak pernah lihat kok," ujarnya. Syamsir mengatakan, BIN sudah menyerahkan sepenuhnya penangkapan mantan Deputi V BIN, Mayjen Muchdi Purwoprandjono, kepada pihak kepolisian. "Ya itu kan sudah ditangani polisi secara hukum. Silakan saja," ujarnya. Sebelum menggelar rapat terbatas tentang RUU Administrasi negara di kantor kepresidenan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terlebih dahulu mengadakan rapat terpisah di ruang kerjanya di Istana Negara. Rapat itu dihadiri oleh Syamsir Siregar, Kapolri Jend Pol Sutanto, Panglima TNI Jend Djoko Santoso, Menkopolhukam Widodo AS, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Hatta Radjasa, Menko Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Aburizal Bakrie, dan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. Mensesneg Hatta Radjasa membantah rapat itu membahas kasus pembunuhan aktivis HAM Munir. Menurut dia, rapat terpisah itu juga membahas RUU Administrasi Negara yang akan dilangsungkan di Kantor Presiden. Namun, sebelum rapat RUU Administrasi Negara dimulai, Syamsir dan Panglima TNI meninggalkan kompleks Istana Negara. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008