Jakarta (ANTARA News) - Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI) menilai, penangkapan mantan Deputi V Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Muchdi PR merupakan upaya membongkar konsiprasi politik di balik pembunuhan aktivis HAM Munir. "Ada beberapa orang yang dalam sejumlah persidangan di masa lalu sudah disebut-sebut ikut dalam konspirasi pembunuhan itu, belum ditahan atau ditangkap," kata Ketua Umum PBHI Syamsudin Rajab di Jakarta, Senin. Ia mencontohkan beberapa nama yang belum pernah diperiksa dan ditahan seperti `Joker` alias AM Hendropriyono (mantan Kepala BIN) dan Budi Santoso (mantan salah satu staf BIN). Karena itu, tambah Syamsudin, PBHI dan sejumlah organisasi penegakkan hukum menuntut agar kasus ini benar-benar dituntaskan. "Ada kemauan politik (political will-red) yang kuat untuk menuntaskan kasus ini, termasuk membongkar otak di balik konspirasi politik itu," ujarnya. Ia berpendapat, selama ini persidangan hanya berkutat pada penunjukkan bukti-bukti lemah yang menyulitkan untuk membuka tabir pembunuhan tersebut. Tentang kemungkinan campur tangan LSM asing, Syamsudin menekankan, kasus ini murni masalah domestik Indonesia dan harus diselesaikan sendiri oleh Indonesia.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008