Amsterdam (ANTARA News) - Pemimpin oposisi Zimbabwe Morgan Tsvangirai menginap di tempat pengungsian di Kedutaan Besar Belanda di Harare, kata Kantor Berita Belanda ANP, Senin, seperti dikutip dpa. Partainya, Gerakan bagi Perubahan Demokratis (MDC), bertanya ke kedutaan itu Minggu apakah Tvangirai akan diterima, kata Menteri Luar Negeri Belanda Maxime Verhagen kepada ANP. Pemimpin oposisi itu kemudian pergi ke kedutaan itu Minggu dan menginap di sana. "Untuk sementara ia berlindung di tempat kami untuk menjamin keselamatan dirinya," kata Verhagen. "Ia masih memikirkan langkah-langkah apa yang akan diambilnya." Sementara itu, polisi antihuru-hara di Zimbabwe menyerbu markas MDC, Senin, dan menangkap sekitar 60 orang, semuanya korban kekerasan politik yang melarikan diri dari rumah mereka. Sebagian besar dari mereka yang ditangkap itu wanita dan anak-anak, kata jurubicara partai tersebut, Nelson Chamisa, dengan menambahkan bahwa polisi juga mengambil komputer dan perabotan. Penyerbuan itu merupakan penyerangan lansung pertama terhadap MDC sejak Tsvangirai hari Minggu mengumumkan pengunduran dirinya dari pemilihan presiden karena kekerasan dan kecurangan. Tsvangirai menyatakan mengundurkan diri dari babak lanjutan pemilihan presiden dengan alasan pemungutan suara itu tidak akan bisa berlangsung bebas dan jujur. "Kami di MDC tidak bisa meminta mereka memberikan suara pada tanggal 27 karena pemungutan suara itu bisa membahayakan jiwa mereka," kata Tsvangirai kepada wartawan, Minggu. "Kami tidak akan lagi mengambil bagian dalam kebohongan proses pemilihan umum yang keras tidak sah," katanya. Menurut pemimpin partai Gerakan bagi Perubahan Demokratis (MDC) itu, Presiden Robert Mugabe "mendeklarasikan perang dengan mengatakan bahwa peluru telah menggantikan suara". "Kami yakin bahwa proses pemilu yang mencerminkan kehendak rakyat mustahil bisa dilaksanakan," katanya. Ia mendesak PBB, Persatuan Afrika dan badan regional SADC "campur tangan dan menghentikan pemusnahan golongan bangsa". Tsvangirai sedianya akan menghadapi Mugabe dalam pemilu tambahan pada Jumat, dan keputusan pengunduran dirinya Minggu itu mungkin sama dengan menyerahkan kemenangan kepada presiden yang telah berusia 84 tahun itu. Tsvangirai, yang ditangkap beberapa kali di masa silam, mengungguli Mugabe dalam pemilihan presiden pada 29 Maret namun gagal mencapai mayoritas mutlak yang diperlukan untuk mengindari pemilu babak kedua. Mugabe berada di kursi kekuasaan sejak kemerdekaan Zimbabwe dari Inggris pada 1980.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008