Jakarta (ANTARA News) - Sekitar satu pleton pasukan Pengendalian Massa (Dalmas) dari Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Pusat, dikerahkan ke Slipi, Jakarta Barat, untuk mengantisipasi aksi lanjutan pengunjukrasa yang melarikan diri dari depan gedung DPR/MPR setelah terjadi bentrok dengan aparat keamanan, Selasa. Berdasarkan laporan dari aparat di lapangan, para mahasiswa yang dihalau dari Gedung DPR/MPR itu melarikan diri ke Slipi untuk menyusun strategi menggelar aksi lanjutan ke gedung MPR/DPR. Unjuk rasa elemen mahasiswa dan organisasi masyarakat yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan gedung DPR/MPR Jakarta Pusat, memanas hingga bertuntut bentrok dengan aparat keamanan. Bentrokan terjadi setelah mahasiswa mencoba merangsek menerobos brigade polisi yang menjaga gedung parlemen. Mahasiswa kemudian menjebol pagar pembatas jalan tol dalam kota di depan gedung parlemen dan memblokir jalan itu sehingga mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Di ruas jalan tol dalam kota, mahasiswa membakar ban bekas, kemudian juga melemparkan batu ke arah brigade polisi. Aparat kepolisian yang mengerahkan lebih dari sepuluh kendaraan "water canon" termasuk kendaraan pemadam kebakaran dan menyemprotkan air ke kelompok pengunjuk rasa. Mahasiswa kucar-kacir terkena semprotan air dan polisi kemudian memburu mahasiswa sampai ke dalam ruas jalan tol. Setelah mahasiswa kabur, polisi kemudian membersihkan jalan tol dari ban bekas dan bebatuan dengan menyemprotkan air. Polisi akhirnya membuka kembali arus jalan tol dalam kota di depan gedung DPR/MPR setelah bersih dari bebatuan dan ban bekas yang dibakar. Selanjutnya, tiga kendaraan "water canon" yang dikerahkan di ruas jalan tol, dan semua kendaraan "water canon" yang dikerahkan untuk menyemprot mahasiswa ditarik kembali ke dalam gedung DPR/MPR. Aparat kepolisian yang bersenjata pentungan dan melindungi diri dengan tameng dan helm, juga ditarik lagi ke balik pagar dalam gedung DPR/MPR. Di beberapa tempat, pagar pemisah tol dalam kota rusak terkoyak. Kerusakan paling parah terjadi di pagar jalan tol di depan gedung DPR/MPR yakni sejauh 30 meter. Pagar kokoh yang terbuat dari besi dengan tiang-tiang beton berkonstruksi kuat, dijebol massa pengunjuk rasa, sebelum mereka dibuat kocar-kacir oleh polisi dengan semprotan air. Kelompok pengunjukrasa yang menolak kenaikan harga BBM tersebut terdiri atas Solidaritas Mahasiswa Universitas Nasional (Unas), Jaringan Aktivitas Pro-Demokrasi (Prodem), Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI), dan Solidaritas Buruh Maritim dan Nelayan Indonesia (SBMNI). Mereka datang ke lokasi demo dengan menggunakan sekitar 30 kendaraan angkutan umum bus sedang seperti metromini dan Kopaja. (*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008