Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Rabu sore berhasil menembus angka Rp9.250 per dolar AS, setelah beberapa lama berkutet pada kisaran antara Rp9.275 sampai Rp9.300 per dolar AS. "Keberhasilan rupiah menembus angka Rp9.250 per dolar AS, setelah pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) yang banyak diminati investor asing," kata Pengamat Pasar Uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Rabu. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mencapai Rp9.243/9.245 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.266/9.272 per dolar AS atau naik 23 poin. Ia mengatakan, rupiah diperkirakan akan kembali menguat hingga mencapai angka Rp9.235 per dolar AS, karena sentimen positif dari penawaran obligasi pemerintah masih cukup besar. Selain itu Bank sentral AS (The Fed) pada pertemuan dua hari yang berencana menaikkan suku bunganya diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunganya, karena pertumbuhan ekonominya masih melesu. "Kami optimis suku bunga AS akan tetap stabil pada angka 2 persen," ujarnya. Kenaikan rupiah yang berlanjut, menurut dia agak tertahan oleh melemah bursa regional akibat melemahnya bursa Wall Street, karena krisis keuangan yang masih terjadi di Amerika Serikat. Selain itu, minat investor asing yang ingin menempatkan dananya di pasar domestik juga cukup kuat seperti India, Singapura dan Malaysia serta investor dari kawasan Timur Tengah, katanya. Menurut dia, peluang rupiah untuk kembali naik kemungkinan besar terjadi, namun untuk bisa mencapai angka Rp9.000 per dolar AS agaknya cukup berat. "Rupiah kemungkinan agak berat untuk bisa mencapai level Rp9.000 per dolar AS, " meski investor asing terus meningkatkan investasinya di dalam negeri," katanya. Investasi asing, lanjut dia di dalam negeri hanya berjangka pendek, mereka masih hati-hati untuk menempatkan dananya dalam jangka panjang. Investasi asing dalam jangka panjang pada umumnya di sektor perbankan, ini pun jumlahnya tidak banyak, katanya.(*)

Pewarta: anton
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008