Wina (ANTARA News) - Para pemain Rusia tidak akan terganggu oleh spekulasi mengenai klub besar mana yang akan merekrut mereka usai Euro 2008, tegas pelatih Guus Hiddink menjelang laga semifinal melawan Spanyol. Permainan menawan dan menyerang Rusia membuat para pemain seperti pemain depan Andrei Arshavin dan Roman Pavlyuchenko menjadi incaran utama di bursa transfer pemain. Hiddink mengatakan para pemainnya tetap menjejakkan kaki di tanah dan memusatkan pikiran kepada pertandingan di Wina, Kamis, menghadapi tim yang melumat mereka 1-4 pada pertandingan pertama fase grup. "Mungkin mereka mendapat telepon yang tidak saya inginkan tetapi saya tidak bisa mengontrolnya. Itu adalah hidup mereka," kata Hiddink dalam konferensi pers, Rabu. "Tetapi reaksi pemain terhadap berita yang mungkin benar atau tidak benar itu tetap stabil dan mereka mencintai sepak bola. Hal itu tidak akan mengganggu mereka," tandasnya. Arshavin, yang dikaitkan dengan klub-klub Inggris dan Spanyol, mengatakan kepada uefa.com bahwa mimpinya adalah bermain di Barcelona. "Saya telah mendukung Barcelona sepanjang hidup saya. Barcelona adalah impian saya," tutur pemain Zenit St Petersburg yang berusia 27 tahun itu. "Saya tidak pernah berpikir berpeluang bermain di klub itu. Kita lihat saja bagaimana situasinya bergulir," katanya. Atasi dengan baik Hiddink mengatakan Arshavin bisa mengatasi perhatian yang ditujukan kepadanya itu dengan baik. "Setiap turnamen membutuhkan tim yang atraktif dan saat anda menyaksikan tim yang atraktif hal itu berarti bahwa di dalam tim itu ada pemain hebat dan dia (Arshavin) adalah salah satu pemain itu," papar pelatih asal Belanda itu. "Pemain muda suka memiliki panutan seperti dia ... dia adalah jenis pemain yang menarik perhatian. Ia bisa mengatasi itu dengan baik, ia tidak lepas kontrol," ujarnya. Arshavin memunculkan banyak pertanyaan setelah ia terus menundukkan kepala usai latihan dan bergegas pergi tanpa menghiraukan wartawan yang menunggunya. Hiddink mengatakan meski dalam timnya terjadi transformasi dalam dua pekan setelah kalah dari Spanyol, mereka tidak akan membiarkan keberhasilan itu membuat mereka besar kepala karena mereka belum melupakan mengenai terjalnya jalan pada kualifikasi. "Saya realistis dan tidak melupakan masa lalu," kata pelatih berusia 61 tahun itu, menunjuk pada kekalahan dari Israel yang sempat membuat mereka berada di ujung tanduk pada kualifikasi November lalu. "Sekarang semuanya adalah sorotan dan sorotan ... Saya tidak lupa dengan kesulitan yang kami hadapi (saat kualifikasi). Mudah-mudahan, Saya tidak terlena oleh keberhasilan hari ini karena kami sadar dari mana kami berasal," pungkas Hiddink, seperti dikutip Reuters.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008