Washington (ANTARA News) - Bank Sentral AS (The Federal Reserve), Rabu waktu setempat (Kamis dinihari WIB), memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga federal funds pada 2,0 persen, seraya mengatakan risiko penurunan tajam ekonomi telah berkurang meski risiko inflasi meningkat. "Meski risiko penurunan masih tumbuh, namun tampak telah sedikit berkurang dan risiko kenaikan inflasi dan ekspektasi inflasi telah meningkat," kata Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) setelah memberikan suara sembilan berbanding satu sebagaimana dilaporkan AFP. "Komite akan terus memantau ekonomi dan perkembangan keuangan serta akan bertindak sesuai dengan kebutuhan untuk mendoring pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta stabilitas harga." Ketua The Fed Dallas, Richard Fisher, memberikan suara berlawanan, malah menyerukan sebuah kenaikan suku bunga federal funds pada pertemuan tersebut. Meski pernyataan the Fed memberikan indikasi yang tidak jelas untuk langkah berikutnya, beberapa ekonom berpendapat the Fed sedang meletakkan dasar-dasar untuk sebuah kenaikan suku bunga, mungkin paling lambat akhir tahun ini. Yang lain mengatakan Ketua the Fed Ben Bernanke membicarakan dengan sederhana kerasnya upaya menutup ekspektasi inflasi. "Informasi baru-baru ini mengindikasikan bahwa aktivitas ekonomi secara keseluruhan terus berkembang, sebagian tercermin dalam menguatnya belanja rumah tangga," kata pernyataan FOMC. "Namun, pasar kerja lebih lanjut telah berkurang dan pasar-pasar keuangan masih sangat tertekan. Kondisi kredit yang ketat, kontraksi perumahan yang terus berlanjut dan meningkatnya harga energi mungkin membebani pertumbuhan ekonomi dalam beberapa kuartal mendatang." Panel itu mengatakan pihaknya "memperkirakan inflasi moderat pada akhir tahun ini dan tahun depan. Namun, untuk memecahkan berlanjutnya kenaikan harga energi dan beberapa komoditi lainnya serta mengangkat beberapa indikator ekspektasi inflasi, ketidakpastian tentang prospek inflasi masih tinggi." (*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008