Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo, di Jakarta, Kamis malam, atas nama partai dan fraksinya di DPR RI, mendesak Pemerintah Pusat segera menindak dengan tegas para perusak tempat peribadatan dan pelaku aksi kekerasan atas nama agama di Cibeureum, Jawa Barat, kemarin. Hal senada dinyatakan salah satu pimpinan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa di DPR RI, Imam Anshori Saleh, yang secara terpisah meminta Pemerintah melalui aparatnya harus melindungi semua warga Negara, tanpa melihat perbedaan agama, suku, golongan maupun ras. Keduanya mengatakan itu, menanggapi kejadian pengrusakan sebuah tempat ibadah di Cibeureum, Jawa Barat (Jabar), Kamis siang, yang mengakibatkan luka di kepala seorang warga bernama Pendeta Saragih. "Ketegasan Pemerintah Pusat dalam menindak tegas aksi-aksi pengrusakan tempat peribadatan maupun tempat-tempat lainnya, semakin dibutuhkan oleh warga Negara sebagai jaminan keamanan dan setidaknya ada kebebasan untuk beribadah," tandas Tjahyo Kumolo yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI. Kalau hal ini dibiarkan, menurutnya, akan menunjukkan ketidakmampuan Pemerintah melindungi warganegaranya. "Jelas kan. Kalau Pemerintah pasif, dikhawatirkan Pemerintahan jalanan akan tumbuh di masyarakat, dan dapat menimbulkan konflik antar elemen masyarakat," tambahnya. Bagi Tjahjo Kumolo dkk, jika ini terus terjadi, posisi Negara Pancasila jadi tidak ada artinya. Tidak Proaktif Sementara itu, Imam Anshori Saleh menambahkan, tindakan kekerasan kepada penganut agama apa pun, atas nama apa pun, harus dapat dicegah oleh Pemerintah melalui aparatnya. "Pembiaran terhadap tindak kekerasan adalah bukti ketidakmampuan Pemerintah melindungi warga negaranya dan kegagalan dalam menjagai kedamaian antar pemeluk agama," ujarnya. Memang yang terjadi sekarang, menurut mantan jurnalis ini, kedamaian antar pemeluk agama itu hanya di kalangan terbatas, tidak menyentuh golongan bawah. "Jadi ada yang salah dalam hubungan antar pemeluk agama. Tetapi yang seharusnya terjadi, ialah, jangan ada yang salah dengan aparat keamanan kita. Mereka terkesan tidak proaktif dalam menjaga keamanan," tandas Imam Anshori Saleh. Rekonsiderasi NKRI Sebelumnya, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Damai Sejahtera, Jeffrey Massie, atas nama fraksinya, menyatakan, eksekusi gedung gereja di Cibeureum itu, benar-benar dilakukan dengan cara-cara kekerasan, sebagaimana dipertontonkan oleh sebuah televisi berita di Jakarta, hari ini. "Tindakan kekerasan yang mengakibatkan luka-luka pada warga di tempat peribadatan itu, menunjukkan bahwa penghormatan atas kemajemukan di Negara ini hanya sebatas retorika belaka," tegasnya. Karena itu, ia mendesak rekonsiderasi dan redefinisi NKRI mutlak dilakukan, jika pelanggaran atas kebebasan beribadah yang terus menerus terjadi serta terkesan berlangsung sistematik di berbagai lokasi. "Kalau sudah begini, Konferensi Internasional tentang Perdamaian yang sedang diselenggarakan di Jakarta kan hanya menjadi ajang seremonial yang tidak pernah meng-`address` masalah `crucial` kerukunan antar umat," kata legislator dari daerah pemilihan Provinsi Sulawesi Utara ini. Jeffrey Massie juga menilai, ketegasan Pemerintah Pusat dalam menindak aksi-aksi kekerasan termasuk pengrusakan tempat-tempat peribadatan yang semakin marak, masih belum kentara, malah terkesan ada pembiaran.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008