Jakarta (ANTARA) - Produsen mie instan dan tepung terigu PT Indofood Sukse Makmur Tbk (INDF) telah mengantisipasi dan menyiasati kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan bahan baku gandum. "Perseroan telah melakukan konversi energi BBM dari minyak dan solar kepada gas dan batu bara. Sehingga, kenaikan harga BBM tidak terlalu berpengaruh terhadap biaya produksi. Selain itu, perseroan juga akan melakukan penggantian bahan baku produk dari gandum dengan bahan baku yang berasal dari dalam negeri, seperti, tepung tapioka," kata Dirut INDF, Anthoni Salim di Jakarta, Jumat. Selain itu, katanya, perseroan juga telah mencari alternatif lain untuk menekan biaya pengemasan (packaging) produk-produk INDF. Dia menambahkan permintaan mie instan pada semester kedua akan lebih baik jika dibandingkan dengan semester satu. "Pasalnya pada semester II ini ada hari besar keagamaan," katanya. "Pada semester I telah terjadi penurunan permintaan sebanyak 3 persen hingga 5 persen," tuturnya. Dalam RUPSLB, para pemegang saham independen menyetujui rencana penyertaan di PT Lajuperdana Indah (LPI), perusahaan gula yang terintegrasi. Indofood melalui anak usahanya, PT Salim Ivomas Pratama (SIMP) berencana untuk mengakuisisi atas 187.500 saham baru yang dikeluarkan oleh LPI, yang merupakan 60 persen modal disetor LPI, senilai Rp 375 miliar.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008