Teheran (ANTARA News)- Panglima Garda Revolusioner Iran mengeluarkan satu peringatan baru terhadap Israel untuk tidak menyerang negaranya, dengan mengatakan negara Yahudi itu berada dalam jarak tembak rudal-rudalnya, kata sebuah berita di suratkabar, Sabtu. "Negara ini (Israel) berada dalam jangkauan tembak rudal-rudal republik Islam. Dengan kekuatan dan kemampuan rudal-rudal kami seperti itu, bahwa rejim Zionis tersebut-- kendatipun dengan semua kemampuannya -- tidak dapat menghadapinya," kata Jenderal Mohammad Ali Jafari kepada suratkabar konservatif Jam-e-Jam. "Ada kemungkinan bahwa dengan menyerang lokasi-lokasi nuklir Iran musuh itu ingin menghentikan kegiatan-kegiatan nuklir kami, tetapi setiap penghentian hanya sebentar sekali karena kemampuan ilmu pengetahuan Iran berbeda dari Suriah dan Irak." Pernyataan-pernyataan itu dibuat setelah media AS memberitakan bahwa lebih dari 100 pesawat tempur Israel melakukan satu pelatihan dengan Yunani awal bulan ini untuk mempersiapkan bagi kemungkinan serangan jarak jauh-- satu manuver yang dianggap sebagai satu peringatan terhadap Teheran. Iran menolak melaksanakan sanksi-sanksi PBB dan tuntutan-tuntutan internasional dengan tetap melaksanakan program pengayaan uraniumnya yang disengketakan itu, yang dicurigai Washington dan Israel akan digunakan untuk membuat senjata nuklir. Pihak berwenang di Teheran membantah berusaha membuat sebuah bom atom dan mengatakan program nuklir negara mereka hanya untuk membangkitkan tenaga listrik bagi penduduk yang jumlahnya semakin meningkat. Menteri Prasarana Israel Benjamin Ben Eliezer, mantan menteri pertahanan, dalam sebuah wawancara yang disiarkan di pers Rusia, Rabu mengatakan Iran akan "hancur" jika berusaha menyerang Israel. Tetapi ia mengatakan,"kami tidak berencana menyerang Iran." Ahad lalu menteri pertahanan Iran membantah berita-berita bahwa Israel telah melakukan satu latihan menggunakan peluru kosong bagi serangan udara terhadap program nuklirnya sebagai "operasi-operasi psikologis," tetapi memperingatkan satu tanggapan yang tidak habis-habis terhadap satu serangan. "Iran tidak akan memulai konflik tetapi akan menghukum setiap agresor dengan kekuatan militer. Dengan kebulatan tekad dan menggunakan semua pilihan -- tanpa batas dalam waktu dan ruang -- kami akan memberikan satu tanggapan yang menghancurkan terhadap setiap aksi permusuhan," kata Mostafa Mohammad Najar. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad berulangkali mengancam Israel dan meremehkan pembantaian terhadap warga Yahudi semasa Perang Dunia II, demikian AFP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008