Bogor, (ANTARA News) - Institut Pertanian Bogor (IPB) sedang mengembangkan penelitian energi alternatif dengan membentuk tiga gugus penelitian, yakni gugus energi tenaga air, tenaga surya dan bioenergi. Tiga gugus ini diharapkan bisa mengembangkan penelitian-penelitian energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energi IPB, di samping menjawab tantangan persoalan energi, pangan dan pemanasan global (global warming) di tingkat regional, nasional serta global, kata Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor (FMIPA-IPB), Dr Ir Hasim, DEA. Melalui keterangan yang diterima ANTARA di Bogor, Minggu, ia menjelaskan gugus penelitian untuk tiga energi alternatif itu menjadi penting, terlebih lagi, ke depan Perusahaan Listrik Negara (PLN) hanya menyediakan 50 persen pasokan energi saja. "Dan sisanya yang 50 persen lagi harus dipenuhi institusi secara mandiri," katanya pada lokakarya "Peran Sains dan Kebangkitan Pertanian" Pada lokakarya itu, masing-masing departemen di FMIPA juga memaparkan peta penelitiannya. Dalam kesempatan itu pemaparan Departemen Biologi disampaikan Dr Miftahudin, Departemen Ilmu Komputer disampaikan Irman Hermadi, S.Kom, M.Sc, Departemen Matematika disampaikan Dr Jahruddin. Departemen Biokimia disampaikan Dr Suryani, Departemen Fisika disampaikan Dr Akhiruddin Maddu, Departemen Geofisika dan Meteorologi disampaikan Idung Risdiyanto, M.Sc, Departemen Kimia disampaikan Dr Dyah Iswantini Pradono, dan Departemen Statistik disampaikan Dr Nur Aidi. Menurut Hasim, kini pihaknya sedang menyusun payung penelitian yang akan menginduk pada payung penelitian yang sudah ada di IPB. Payung penelitian ini bertujuan mengkoordinasikan seluruh potensi staf pengajar FMIPA. Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama IPB, Dr Anas Miftah Fauzi menyatakan, target capaian riset IPB tahun 2012 adalah bisa menjadi salah satu perguruan tinggi riset terkemuka di Asia. Oleh karena itu, IPB berusaha meningkatkan jaringan kerjasama penelitian dengan berbagai pihak. Kini, IPB mendapat beberapa tawaran kerjasama diantaranya dari Program Pembangunan PBB (UNDP) dan pemerintah Somalia. UNDP menawarkan kerjasama pembangunan pertanian pedesaan dengan negara-negara di Afrika. Somalia sedang menjajaki kerjasama budidaya padi dengan IPB, dan IPB mendapat tawaran kerjasama pengembangan ekspor bunga tropis segar. Dikemukakannya, sampai saat ini, IPB telah mematenkan 142 hasil penelitian sivitasnya. "Sayangnya belum semua bisa termanfaatkan secara komersial. Kalau pun ada itu dalam skala kecil," katanya. Selain kebijakan riset yang akomodatif dan partisipatif, kata dia, perlu usaha peningkatan aspek reputasi penelitian, dan untuk itu IPB memberikan perhatian lebih bagi penelitian yang berpeluang meraih penghargaan nobel atau prestasi internasional. "Tentu saja penelitian yang sangat bermanfaat bagi masyarakat dunia," katanya. Sementara itu, Wakil Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Bidang Penelitian IPB, Prof Ronny Rachman Noor menambahkan, guna mendorong budaya meneliti di kalangan dosen muda dan dosen Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU), IPB akan memberikan porsi dana terpisah yang dikompetisikan diantara mereka. "Proses penilaian akan dilakukan diantara dosen muda dan dosen MKDU sendiri. Kita memberikan kesempatan bagi dosen muda dan dosen MKDU untuk meningkatkan kapasitas dirinya," katanya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008