Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama (Dirut) PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) Daddy Hariadi dipastikan mundur dari jabatannya, meski masih mempunyai waktu sampai 2009 untuk menyelesaikan jabatannya. Kemungkinan langkah Daddy tersebut akan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang bakal digelar Senin (30/6). Ketika dikonfirmasi mengenai rencana kemundurannya tersebut Daddy membenarkan hal itu. "Ya saya akan mundur dalam keadaan baik-baik dan sehat. Surat mundur saya sudah dibuat sejak bulan lalu dan tinggal disetujui pemegang saham pada RUPSLB Senin (30/6)," kata Daddy di Jakarta, Minggu. Ketika disinggung mengenai adanya tekanan dari salah satu pemegang saham pengendali CMNP, Daddy tidak bersedia menjelaskan. "Ada alasan lain yang menyebabkan saya mundur, namun hal itu belum dapat dibuka," ujarnya. Dia berharap penggantinya nanti merupakan seorang profesional yang benar-benar memperhatikan kepentingan "stakeholder". "Saya berharap pengganti saya nanti orang yang profesional dan mengurus perusahaan publik bukan perusahaan keluarga. Karena CMNP kan perusahaan publik," kata Daddy. Daddy yang memegang kendali CMNP sejak 2000 tersebut dikabarkan sudah tidak tahan lagi dengan berbagai manuver dan tekanan yang dilakukan salah satu pemegang saham pengendali CMNP. "Berbagai kebijakan Dirut selalu saja dimentahkan atau ditolak oleh Kommisaris Utama CMNP, Robby Sumampow. Mungkin saja manuver yang dilakukan Komut itu untuk membuat Daddy menjadi tidak betah lagi duduk di kursi nomor 1 operator jalan tol Cawang-Tanjung Priok tersebut," kata salah seorang sumber ANTARA beberapa hari lalu. Sebagaimana diketahui saat ini ada dua pemegang saham pengendali di CMNP yakni grup Bhakti Investama milik Harry Tanoesoedibyo dan kelompok Cendana (Mbak Tutut). Kedua pemegang saham pengendali ini bersaing sengit untuk menjadi yang paling besar dan mayoritas. Menurutnya, salah satu pemegang saham pengendali ini memang sudah tidak ingin lagi Daddy ada di pucuk pimpinan CMNP. Di lain pihak pemegang saham pengendali lainnya tetap menginginkan Daddy sebagai Dirut, namun dengan syarat Daddy harus menjadi pion dari pemegang saham pengendali tersebut. Namun, kata sumber tersebut, Daddy seorang profesional yang tidak mau menjadi pion dari kedua pihak yang bersaing tersebut. Untuk itu dia lebih memilih mundur ketimbang tetap menjabat tapi terus tertekan atau fungsinya seperti pion. Menurut sumber tersebut, puncak kekesalan Daddy memuncak ketika dia dipersalahkan atas keputusannya melakukan perbaikan jalan tol yang rusak akibat kebakaran yang melanda pemukiman di bawah kolong tol di sekitar Ancol. Selain itu Daddy juga dipersalahkan atas keputusannya memberikan uang kerohiman sebesar Rp50 miliar kepda penghuni liar di kolong jalan tol tersebut. "Menurut penilaian Komut Robby Sumampow, Deddy dianggap melakukan pemborosan dengan memberikan uang kerohiman tersebut," ujar sumber tersebut. Data yang dihimpun menunjukkan, kepemilikan saham Robby Sumampow di CMNP sekitar 27 persen, Mbak Tutut secara tidak langsung menguasai saham CMNP sekitar 10 persen dan Bhakti Investama hampir 40 persen. Dua pemegang saham pengendali CMNP tersebut yakni pihak Cendana dan Bhakti investama telah menempatkan orang-orangnya sebagai komisaris. Sebagaimana diketahui kelompok Cendana di CMNP menempatkan orang-orangnya di CMNP antara lain Komut, Robby Sumampow, Komisaris, Ivan Daniar Sumampow (anak Robby), Danti Indriastuti Purnamasari (anak Mbak Tutut) dan Shadik Wahono. Sedangkan kelompok usaha Bhakti Investama menempatkan Hartono Tanoesoedibyo sebagai komisaris.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008