Borobudur (ANTARA News) - Koalisi dua partai politik (parpol) besar di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yakni PKB dengan PDI Perjuangan, diperkirakan mengakibatkan pemilihan bupati (pilbup) setempat, 26 Oktober 2008, bakal kurang gereget. "Pergulatan politik diperkirakan hanya biasa-biasa saja, dinamikanya menjadi kurang gereget," kata pengamat politik Universitas Tidar Magelang, Dulchori Arief, di Magelang, Senin. PKB dan PDI Perjuangan membangun koalisi untuk mengusung pasangan bakal calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) Magelang. Sejak awal PDI Perjuangan telah bertekat mengusung Singgih Sanyoto, Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Magelang yang juga Bupati Magelang menjadi bakal cabup, sedangkan PKB merapat ke parpol itu dengan mengusung bakal cawabup. Pihak PKB masih menjalankan tahapan menuju musyawarah kebangkitan untuk menentukan balon cawabup yang akan berpasangan dengan Singgih. Sebelum koalisi PDI Perjuangan-PKB, pihak PAN Kabupaten Magelang juga telah berkoalisi dengan PDI Perjuangan untuk sama-sama mengusung Cabup Singgih Sanyoto. Ia mengatakan, PKB dan PDI Perjuangan adalah dua parpol besar yang memenangi pemilu 2004 di Kabupaten Magelang. "PKB terlihat tidak berambisi kepada kekuasaan sehingga memutuskan berkoalisi dengan PDI Perjuangan yang sejak awal mengusung calon `incumbent`," katanya. Ia memerkirakan, persoalan internal PKB Pusat di Jakarta memengaruhi keputusan PKB Kabupaten Magelang untuk berkoalisi dengan parpol lain dalam pilbup mendatang. Selain itu, katanya, kemenangan PDI Perjuangan dalam Pemilihan Gubernur (pilgub) Jateng belum lama ini juga menjadi salah satu kemungkinan kuat parpol itu semakin percaya diri memenangi Pilbup Magelang dan mendorong parpol lain ingin berkoalisi. "Bisa jadi itu, pengaruh kemenangan PDI Perjuangan pada Pilgub Jateng, sementara mesin politik PKB sedang tidak bisa berjalan maksimal karena persoalan internal partai di pusat," katanya. Logikanya, katanya, parpol pemenang akan terus berusaha mendapatkan kekuasaan nomor satu. "Tetapi mungkin juga memang PKB tidak ambisi kekuasaan dan melihat masa depan yang lebih baik untuk daerah ini," katanya. Ia mengemukakan, suatu koalisi seharusnya tidak sekadar berbagi kekuasaan. Koalisi harus dimulai dari penyusunan konsep yang matang secara bersama-sama untuk masa depan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Pembagian kekuasaan, katanya, dilakukan setelah konsep koalisi itu terbangun secara mantap. "Koalisi itu baik, apalagi dua partai besar, persoalannya koalisi jangan dibatasi pembagian nomor satu dan nomor dua (posisi cabup dan cawabup,red), tetapi bagaimana konsep Magelang yang akan dibangun ke depan, jadi orientasinya pada masyarakat," kata Dulchori Arief.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008