Yogyakarta (ANTARA News) - Petani di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang selama ini mengandalkan Selokan Mataram sebagai sumber pengairan sawah diharapkan dapat mengatur pola tanam menjelang pengecekan dan perbaikan aliran selokan tersebut. "Sebenarnya penutupan aliran Selokan Mataram ini tidak banyak berpengaruh pada pertanian karena hanya ditutup selama tiga hari yakni, 12-14 Agustus mendatang, tapi ini perlu kami informasikan ke petani agar mereka dapat mempersiapkan diri," kata Kepala Dinas Pengairan, Pertambangan dan Penanggulangan Bencana Alam (P3BA) Kabupaten Sleman, Ir Widi Sutikno, Selasa. Menurut dia selama 2008 pemerintah Sleman tidak akan menutup total aliran Selokan Mataram dalam waktu yang lama seperti yang terjadi pada 2007 yang penutupannya hingga tiga minggu. "Kami menjamin bahwa pada musim kemarau ini tidak akan ada penutupan aliran Selokan Mataram dalam waktu lama, kami hanya melakukan penutupan selama tiga hari untuk keperluan pengecekan tanggul aliran yang mungkin rusak," katanya. Ia mengatakan rencana penutupan selama tiga hari tersebut diharapkan tidak sampai mengganggu sektor pertanian maupun perikanan. Bagi petani yang akan menanam padi dapat menyesuaikan pola tanam sejak saat ini sehingga pada saat penutupan nanti kondisi tanaman sedang tidak membutuhkan banyak air. Begitu juga dengan sektor perikanan diharapkan dapat menyisiati agar ikan tidak sampai mati. Ia menambahkan untuk daerah pertanian yang rawan kekeringan pada musim kemarau, saat ini masih dilakukan pendataan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan Sleman. "Saat ini Dinas Pertanian sedang melakukan survei tentang kawasan pertanian yang terancam kekeringan dan dalam waktu dekat hasilnya akan dipublikasikan sehingga para petani dapat mengambil langkah antisipasi," katanya.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008