Yogyakarta, 2/7 (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arief Setyawan Msi mengatakan hasil survei yang menunjukkan kenaikan popularitas Megawati dibandingkan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak dapat dijadikan indikator Ketua Umum PDIP itu akan memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009. "Meskipun beberapa survei menunjukkan popularitas Megawati naik, tapi tidak akan berpengaruh signifikan terhadap peluangnya memenangi Pilpres 2009," katanya di Yogyakarta, Rabu. Menurut Arief, untuk memenangi Pilpres 2009 ada banyak faktor dan tidak hanya dari hasil survei. Faktor tersebut meliputi visi dan misi yang diusung capres, kredibilitas capres maupun parpol yang mengusung dan rekam jejak (track record) capres. "Semua itu mempunyai korelasi positif terhadap peluang capres untuk memenangi Pilpres 2009," katanya. Ia mengatakan survei yang menyebutkan popularitas Megawati naik, salah satu penyebabnya adalah kebijakan Presiden Yudhoyono menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Kebijakan itu tidak populer di mata rakyat, sehingga ketika survei dilakukan hasilnya menunjukkan popularitas dan citra Yudhoyono menurun. Akibat kebijakan tidak populer itu, masyarakat selaku responden survei memilih capres lain yaitu Megawati. "Meskipun tidak dapat menjadi indikator untuk memenangi Pilpres, hasil survei tersebut dapat dijadikan acuan mengenai 'performance' capres di mata masyarakat," katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008