Kolombo (ANTARA News) Para wartawan yang didukung para pendukung oposisi meneriakkan yel-yel dan membawa spanduk-spanduk berdemonstrasi dekat Istana Presiden di Kolombo, Rabu menuntut penahanan mereka yang terlibat dalam satu serangan terhadap seorang wartawan dan rekannya yang bekerja pada Komisi Tinggi Inggris. Wartawan Namal Perea, yang juga bekerja sebagai koordinator kursus untuk Institut Pers Sri Lanka (SLPI), satu organisasi yang dibentuk dengan dana dari Swedia untuk melatih para wartawan lokal, dan Mahendra Ratnaweera dipukul dengan pentungan oleh satu geng empat orang, Senin. Mereka dirawat di rumah sakit setelah serangan itu. Perera terlibat dalam menyelenggarakan satu kampanye protes terhadap penculikan dan penyerangan seorang wartawan lainnya, Keith Noyhar 23 Mei. Noyhar diduga diserang karena menulis sebuah artikel mengecam militer. Pemimpin oposisi Rabil Wickremesinghe termasuk di antara para anggota parlemen yang ikut dalam protes itu menuntut pemerintah melakukan tindakan untuk melindungi wartawan dan menjamin pemeriksaan segera dilakukan sehubungan dengan serangan itu. Pemerintah menunjuk dua tim polisi untuk menyelidiki insiden itu, tetapi sejauh ini tidak ada penahanan dilakukan. Dalam dua tahun belakangan ini 12 wartawan dan pekerja media tewas di Sri Lanka dan lebih dari 25 kasus serangan dan ancaman dilaporkan, demikian dpa.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008