Bogota, (ANTARA News) - Pemerintah Kolombia, Rabu, menyatakan militernya pada hari tersebut telah menyelamatkan mantan calon presiden, Ingrid Betancourt, tiga penasehat AS dan 11 personel militer yang telah disandera oleh Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC). Menteri Pertahanan Kolombia Juan Manuel Santos, dalam suatu taklimat, mengatakan semua sandera itu diselamatkan di provinsi Guaviare tanpa ada yang cedera dalam operasi rahasia intelijen di Kolombia timur. Betancourt, penasehat AS Marc Gonsalves, Thomas Howes dan Keith Stansell, serta 11 personel (polisi dan militer) Kolombia dibawa ke pangkalan militer Tolima. Santos menyampaikan "ucapan tulusnya kepada semua personel kami dari Divisi Intelijen Militer". "Operasi ini, yang disebut `Jacque`, tak menimbulkan preseden dan memiliki kualitas sangat tinggi dan profesionalisme pasukan militer Kolombia," kata Santos. Personil intelijen militer menyusupi kubu sekretaris FARC dan memberitahu komandan lokal "cesar" yang bertugas menjaga sandera bahwa ia harus membawa sandera di helikopter kepada Alfonso Cano, pemimpin utama FARC, kata Santos. Para komandan militer mengepung FARC dan "Cesar" serta anak buahnya sepakat untuk menyerahkan sandera tanpa melakukan perlawanan, kata Santos. Tampaknya seorang pemberontak ditangkap oleh militer. Betancourt, yang berusia 46 tahun pada Desember, diculik pada Februari 2002, ketika ia berkampanye sebagai calon presiden. Betancourt juga memiliki kewarganegaraan Prancis dan Prancis juga telah mengusahakan pembebasannya. Penasehat AS tersebut ditangkap pada 2003, ketika ia dipaksa turun dari pesawat tempat mereka sedang melakukan tugas pengamatan. Mereka bekerja sebagai kontraktor Pentagon, AS. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Kolombia Fernando Araujo, yang pada 2006 dapat meloloskan diri dari FARC setelah enam tahun disandera, Rabu, menyampaikan kegembiraannya atas pembebasan semua 15 sandera itu. Araujo mengatakan kepada wartawan, "Ini adalah tindakan yang menimbulkan kepercayaan dari semua rakyat Kolombia, dan menegaskan kembali kepada masyarakat internasional dan jalur yang benar dari kebijakan keamanan yang disampaikan oleh Presiden Alvaro Uribe."(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008