Banyumas, (ANTARA News) - Setiap memasuki musim kemarau, petani di Desa Babakan, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, mengalihfungsikan sawahnya sebagai tempat persemaian tanaman sengon laut (Albazia Falcata/Paraserianthes Falcataria). "Saya mulai budidaya persemaian sengon laut sekitar tahun 1995 yang lalu," kata seorang petani, Sutrisno, di Babakan, Sabtu. Semula, kata dia, hanya sebagian sawah yang difungsikan sebagai persemaian sengon laut. Kini, mencapai sekitar 1.000 meter persegi. Ia mengatakan, pengalihfungsian tersebut hanya dilakukan pada musim kemarau lantaran tanaman sengon laut sulit disemaikan saat musim hujan. "Kita mulai menyemai saat musim kemarau sehingga ketika musim hujan tanaman tersebut sudah tumbuh dan siap dijual. Selanjutnya sawah tersebut ditanami padi lagi," katanya. Menurut dia, dari 250 ribu tanaman yang disemai dalam polibek pada lahan seluas 1.000 meter tersebut, yang berhasil tumbuh hanya sekitar 60 persennya. Menyinggung pendapatan dari hasil penjualan tanaman sengon laut tersebut, dia mengatakan, hasilnya lebih memuaskan dibandingkan dengan tanaman padi. "Saya biasa jual untuk perorangan dengan harga Rp200,00 per polibek, tetapi kalau untuk proyek harganya bisa di bawahnya karena borongan," katanya. Meski demikian, dia mengaku was-was dengan harga jual sengon laut kali ini lantaran sarana produksinya telah mengalami kenaikan. Menurut dia, harga bibit yang semula Rp28 ribu per kilogram, sekarang naik menjadi Rp40 ribu/kg. Selain itu, kata dia, harga plastik polibek juga mengalami kenaikan, yakni dari Rp1,75 juta/kuintal menjadi Rp2,4 juta. "Kalau harga jual tidak menyesuaikan, tentunya kita akan kelimpungan," katanya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008