Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pesohor menyatakan diri teliti terlebih dahulu sebelum menerima kontrak endorse produk demi pertanggungjawaban publik dan kesehatan masyarakat.

"Endorse tanggung jawab bukan hanya untuk diri sendiri, keluarga tapi juga konsumen. Cek latar belakang produk, bertanya apa ini sudah terdaftar di BPOM dan halal. Itu dua poin penting," kata Alyssa Soebandono dalam diskusi bertema "Endorse Kosmetik Aman" di Jakarta, Rabu.

Maka dari itu, selebritis yang akrab disapa Icha itu tidak sembarangan menerima kerja sama endorse produk terutama di media sosialnya.

Shireen Sungkar sependapat dengan Icha bahwa teliti terhadap produk endorse sangat penting. Terlebih jika produk itu sudah diendorse kemudian ada persoalan maka orang pertama yang disalahkan publik adalah artis terkait.

Baca juga: BPOM imbau para artis selektif dukung promosi produk kosmetik

"Kadang kalau ada salah, mereka marahnya sama artis yang mengendorse. Itu mempengaruhi saya akan ambil kontrak atau tidak, tidak bisa sembarangan," katanya.

Ia mengatakan banyak pemilik produk yang berupaya menjalin kerja sama endorse dan mengaku sudah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan tetapi nyatanya setelah dicek di aplikasi ponsel dan web resmi BPOM tidak tercantum.

"Banyak e-mail yang masuk soal penawaran. Era teknologi kini bisa cek aplikasi BPOM, ada laman web. Peminta endorse bilang ada izin BPOM, tapi ternyata palsu dan ini sifatnya menjebak," kata dia.

Fenita Arie mengatakan sebagai sosok yang kerap mendapatkan tawaran endorse kerap memastikan kualitas dan mencoba produk terlebih dahulu dalam periode tertentu.

"Sebelum menerima, kita harus coba sendiri barangnya. Kita itu dilihat masyarakat. Kalau ternyata produknya tidak bagus, tidak oke kita yang dicecar. Di promosi bisa gini-gitu, ternyata aslinya tidak. Kalau ada keluhan kita bisa jawab," katanya.

Baca juga: Polisi akan periksa artis "endorse" kosmetik ilegal

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2019