Yogyakarta, (ANTARA News) - Laboratorium ketahanan energi sudah mendesak untuk diwujudkan agar berbagai masalah yang berkaitan dengan ketersediaan sumber energi dapat diantisipasi jauh sebelumnya sehingga tidak sampai terjadi krisis. "Laboratorium ketahanan energi saat ini sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah terutama ancaman krisis energi," kata staf pengajar Fakultas Perminyakan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Dr Widayati MSi, Minggu. Menurut dia laboratorium ketahanan energi tersebut bersifat terbuka dan bisa dimanfaatkan bagi pembelajaran masyarakat terutama dalam hal penghematan energi, dan idealnya setiap perguruan tinggi mengembangkan laboratorium ketahanan energi untuk keperluan riset. "Harus ada keterlibatan semua komponen untuk berfikir bersama dalam masalah ketahanan energi. Bangsa ini harus mulai berpikir bagaimana mengembangkan sumber energi terbaru agar tidak tergantung pada negara lain dan tidak dipermainkan lagi dengan harga bahan bakar minyak (BBM) dunia," katanya. Ia mengatakan, saat ini UPN Veteran Yogyakarta telah memiliki konsep untuk membuat laboratorium terpadu tentang ketahanan energi yang dapat diakses masyarakat luas. "Masyaakat harus dididik agar bisa menciptakan energi alternatif sacara mandiri seperti sumber energi dari kotoran hewan dan manusia, serta minyak jarak," katanya. Ia mengatakan, pembelajaran terhadap masyarakat tersebut diharapkan dapat menghindarkan masyarakat dari upaya penipuan yang terkait dengan masalah energi alternatif. "Dengan energi alternatif maka ketergantungan masyarakat pada sumber energi yang berasal dari fosil seperti minyak tanah akan menurun," katanya. Ia menambahkan, penelitian mengenai sumber energi terbaru juga harus ditingkatkan hingga bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. "Melalui berbagai temuan sumber energi terbaru yang bisa dimanfaatkan langsung masyarakat maka ketahanan energi di Indonesia bisa terwujud," katanya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008