Samarinda (ANTARA News) - Gubernur Irwandi Yusuf merasa kecewa karena kontingen Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh pada saat defile pembukaan di Stadion Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (5/7) malam, berada para urutan tengah. "Kalau saja nama daerah tetap saja Aceh bukan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), mungkin pada saat defile kontingen Aceh berada pada urutan pertama sesuai dengan huruf abjad," ujar Gubernur ketika berkunjung ke Posko kontingen Aceh di Jalan Angklung, Samarinda, Minggu. Sehubungan dengan itu, Gubernur minta agar wartawan menulis Provinsi Aceh, bukan Provinsi NAD. "Tapi, saya melihat DPRD kita sudah berubah nama jadi DPR Aceh. Saya kira kita sepakat Provinsi Aceh saja, tidak perlu lagi Provinsi NAD," ujar Gubernur yang didampingi Ketua Harian KONI Aceh, Thantawi Ishak, dan para ofiSial PON Aceh lainnya. Dulunya nama Aceh adalah Daerah Istimewa (DI) Aceh, kemudian pada saat konflik berkecambuk di Aceh, anggota DPR RI Aceh mengubah dengan nama Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) agar pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada waktu itu mau berdamai. "Padahal pada waktu itu GAM tidak minta ubah nama, tapi minta Aceh," ujar Irwandi, yang disambut tertawa pengurus KONI Aceh dan wartawan. Pada PON di Kaltim, kontingen Aceh berjumlah 169 orang, terdiri atas 105 atlet dan sisanya pelatih dan ofisial. Pada PON kali ini Aceh mengikuti 21 cabang olahraga. (*)

Pewarta: muhaj
COPYRIGHT © ANTARA 2008