Kuala Lumpur, (ANTARA News) - Keberlanjutan proses peta jalan Bali yang dihasilkan oleh Konferensi Internasional tentang Perubahan Iklim di Bali beberapa waktu lalu menjadi perhatian pemerintah Indonesia sebagai upaya untuk menciptakan dan memelihara lingkungan yang ada pada saat ini. Atas dasar hal itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan saat menjadi salah satu pembicara dalam pertemuan KTT G-8 yang diperluas di Hokkaido Jepang pada 9 Juli mendatang akan mengingatkan negara-negara maju untuk tetap mendukung dan melaksanakan peta jalan Bali. "Saya akan menyampaikan statement untuk semua pihak dapat memenuhi apa yang kita konsensuskan dalam Bali road map. Saya tentu dengan bahasa yang konkrit akan mengingatkan baik negara maju maupun negara berkembang harus menjalankan kewajiban yang sama, berdasarkan prinsip kapabilitas yang responsif," kata Presiden dalam konferensi pers di sela-sela kunjungannya di Kuala Lumpur Malaysia, Senin (7/7) petang. KTT G-8 "Outreach Countries" akan diselenggarakan di Hotel Windsor Toyako, Hokkaido, Jepang. "Forum ini adalah usulan Perancis dan Inggris," kata juru bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal sebelumnya. Dino menjelaskan bahwa, selaku tuan rumah G-8, Jepang memutuskan untuk mengundang delapan negara lain selain delapan negara anggota D-8 --Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Rusia, Inggris, dan AS-- yaitu Brazil, China, India, Meksiko, Afrika Selatan, Indonesia, Australia dan Korea Selatan. "Sebetulnya, pada 2007 di KTT G-8 di Helligendamm, Jerman, mereka mengadakan pertemuan dengan lima negara, tapi tahun ini Jepang selaku tuan rumah mengundang tiga negara tambahan yaitu Indonesia , Australia, dan Korsel sehingga namanya bukan lagi G8+5 tapi G8+8," ujarnya. Pertemuan itu, lanjut dia, akan membahas beberapa isu utama global, yaitu perubahan iklim, keamanan pangan, pembangunan dan perkembangan ekonomi global. Krisis energi dan pangan Dalam kesempatan itu, Kepala Negara juga mengatakan, dirinya akan mendorong dan mendesak negara-negara G-8 untuk membahas secara seksama krisis energi dan krisis pangan. Presiden Yudhoyono menulis surat kepada PM Jepang Yasuo Fukuda sebagai Ketua G-8 yang intinya meminta perhatian dari KTT G-8 untuk membahas masalah `food security`. "Jadi bukan hanya mengenai Climate Change (perubahan iklim) dan isu-isu lain tapi juga masalah `food security`," kata juru bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008