Banda Aceh, (ANTARA News) - Polda Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) membentuk tim dengan pengerahan kekuatan Detasemen khusus (Densus 88) dan Brimob Polri untuk mengejar pelaku kriminal bersenjata api guna menciptakan situasi lebih kondusif. "Dalam waktu dekat kita akan menggelar operasi khusus untuk memburu kriminal bersenjata api di sejumlah wilayah di Aceh," kata Kapolda NAD Irjen (Pol) Rismawan, di Banda Aceh, Selasa. Usai sertijab sejumlah perwira Mapolda NAD, ia menjelaskan, pelaksanaan operasi khusus Polri tersebut akan digelar mulai pekan depan dengan harapan juga mendapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat di provinsi ujung paling barat Indonesia ini. Kapolda menegaskan, Polri tidak pernah mentolerir terhadap aksi kriminal yang telah menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat, apalagi pelakunya bersenjata api. "Yang jelas, bentuk dan berapa jumlah personil yang akan terlibat dalam operasi khusus kepolisian itu belum bisa kita publikasikan," tambah Kapolda. Selain mencari senjata api illegal, operasi khusus kepolisian tersebut juga untuk memberantas aksi pembalakkan hutan yang disinyalir masih terjadi di beberapa wilayah di Aceh. "Operasi khusus tersebut sebagai upaya mengantisipasi berbagai kemungkinan gangguan kantibmas menjelang perayaan HUT ke-63 Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2008," kata Irjen (Pol) Rismawan. Kapolda menjelaskan, berdasarkan informasi intelijen, senjata api illegal yang masih digunakan warga sipil di beberapa tempat itu merupakan sisa peninggalan masa konflik Aceh sebelum perjanjian damai di Helsinki, Finlandia 15 Agustus 2005. "Sejauh ini tidak ada indikasi adanya senjata api baru yang diselundupkan ke Aceh. Para kriminal itu menggunakan senjata api sisa peninggalan konflik Aceh. Kita bertekad mengikis habis senjata illegal dari tangan sipil tak bertanggungjawab itu," tegas dia. Ketika ditanya soal meningkatkan aksi kriminal dalam beberapa bulan terakhir, Kapolda menjelaskan hal tersebut tidak terlepas dengan situasi politik yang memanas menjelang pemilu. "Saat ini situasi politik memanas menjelang pemilu dan itu terjadi dimana-mana di tanah air. Memanasnya suhu politik itu biasanya diikuti dengan meningkatnya kriminal," kata dia. (*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008