Tangerang (ANTARA News) - Administrator Bandara (Adban) Soekarno-Hatta akan mengumpulkan aparat kelurahan hingga pemerintah daerah kawasan Provinsi Banten gara-gara maraknya layangan yang banyak dan sering berada di wilayah terlarang dekat landasan pacu pesawat. "Aparat kelurahan harus membina warganya agar tidak menerbangkan layangan di daerah terlarang," kata Kepala Adban Soetta, Herry Bakti, di Tangerang, Banten, Rabu. Pertemuan antara Adban Soekarno-Hatta, pengelola Bandara PT Angkasa Pura (AP) II dengan aparat kelurahan, kecamatan hingga pemerintah daerah akan digelar pada Kamis (10/7) di Gedung pertemuan Adban Soetta, Tangerang. Bakti mengatakan, materi pertemuan tersebut akan membahas tentang larangan warga untuk menerbangkan layangan di dekat landasan pacu pesawat. Adban juga akan mendesak aparat kelurahan agar memberikan pembinaan dan sosialisasi larangan menerbangkan layangan dengan jarak radius enam hingga tujuh kilometer dan ketinggian 200 - 300 meter. Bakti mengultimatum kepada warga yang nekad menerbangkan layangan di daerah terlarang akan memproses hukum sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 7 Tahun 2004 tentang larangan menerbangkan layangan dan peraturan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP). Bakti menjelaskan, jika layangan masuk ke dalam mesin atau peralatan pesawat lainnya maka berpotensi terjadi kerusakan mesin pesawat dan berpeluang terjadi kecelakaan transportasi udara. Sebelumnya, petugas gabungan keamanan Bandara Internasional Soetta merazia ratusan layangan yang sengaja diterbangkan di dekat landasan pacu pesawat. Petugas berhasil menyita sebanyak 437 unit layangan yang sengaja diterbangkan dengan modus diikatkan ke pohon ataupun benda yang menempel di tanah. Petugas merazia daerah yang warganya sering menerbangkan layangan di Kota Tangerang antara lain daerah Kedaung Wetan, Kedaung Barat, Selapajang dan wilayah Kabupaten Tangerang seperti Bayur dan sebagian daerah Sepatan atau dekat landasan pacu 07-L bagian barat-utara Bandara Soekarno-Hatta. Bakti menambahkan, jumlah layangan yang diterbangkan cukup banyak memasuki Juni dan Juli karena masuk musim angin barat dan musim liburan sekolah. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2008