Bosasso, Somalia (ANTARA News) - Kelompok perompak Somalia membebaskan sebuah kapal Jerman yang dibajak lebih dari sebulan lalu di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu setelah pemiliknya membayar uang tebusan 750.000 dolar, kata beberapa pejabat setempat dan seorang perompak, Rabu. Kapal MV Lehman Timber dibajak oleh orang-orang bersenjata pada 28 Mei di Teluk Aden dan dibawa ke Eyl, sebuah pelabuhan nelayan kecil di daerah utara Puntland yang relatif damai. "Seorang kapten yang berbicara bahasa Inggris datang dan memberi kami 750.000 dolar," kata salah seorang bajak laut yang menyebut namanya sebagai Hassan kepada Reuters. "Kami membawa uang tebusan dan turun pada Selasa malam, meninggalkan lima orang Rusia, empat orang Panama, dua orang Ukraina dan tiga orang awak lain yang berkebangsaan Asia," katanya. Andrew Mwangura, kepala Program Asistensi Pelaut yang berpusat di Kenya, mengatakan, uang tebusan itu dibayar oleh badan perkapalan yang tidak disebutkan atas nama perusahaan pemilik kapal tersebut. Ia mengatakan, kapal itu kini aman di perairan internasional namun kekurangan makanan, air minum dan bahan bakar. Abdullahi Said Nur, walikota Eyl, mengatakan, penduduk melihat perompak melewati kota setelah pembayaran uang tebusan itu selesai. "Sebuah kapal lain datang dan menawari mereka uang," kata Nur. "Kemudian perompak-perompak itu pergi dengan berjalan kaki melewati kami dan mengambil mobil yang menunggu di daerah pinggiran. Mereka menuju ke arah Garowe." Deputi menteri pelabuhan dan perikanan Puntland, Abdikadir Muse Yusuf, mengecam pembayaran uang tebusan itu dan mengatakan, hal itu akan mendorong pembajakan di salah satu perairan paling berbahaya di dunia itu. Pembajakan biasa terjadi di jalur perkapalan di lepas pantai Somalia, namun perompak umumnya memperlakukan sandera dengan baik dengan harapan memperoleh uang tebusan. Di Garowe, sejumlah keluarga perompak dikabarkan pergi menuju Eyl dengan harapan memperoleh uang dari para pembajak itu. "Orang tidak memiliki pekerjaan di sini dan tidak punya harapan. Saya rasa karena itulah perompakan tidak akan berakhir," kata seorang warga setempat di Garowe yang meminta tidak disebutkan namanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008