Jakarta (ANTARA News) - Upaya menggembosi pengunaan hak angket masih terjadi di DPR RI dan langkah itu dilakukan agar Panitia Angket tidak dapat melaksanakan tugasnya secara optimal. Hal itu diungkapkan Ketua FKB DPR RI Effendy Choirie saat menerima delegasi Laskar Empati Pembala Bangsa (Lepas) yang dipimpin Egy Sudjana di Gedung DPR/MPR Jakarta, Kamis. Egy Sudjana mengingatkan FKB agar tetap konsisten dengan sikapnya karena masyarakat juga banyak yang memberikan dukungan kepada FKB. "Kami bersama elemen masyarakat lainnya akan kawal dan awasi Panitia Angket," katanya. Effendy Choirie mengemukakan, sebagai pelopor hak angket di DPR RI, FKB merasa mulai ditinggalkan fraksi lain. "Pertemuan-pertemuan khusus diselenggarakan, tanpa melibatkan FKB sebagai pelopor usul hak angket," katanya. Dia mengemukakan, upaya menggembosi penggunaan hak angket sangat dirasakan FKB bahkan ketika FKB menempatkan Abdullah Azawar Anas, dipersoalkan fraksi lain. "Kami menempatkan Abdullah Azwar Anas dipersoalkan. Mereka menganggap Abdullah Azwar Anas terlalu vokal," katanya. Dia menegaskan, hak FKB menempatkan kader-kader FKB yang dianggap memiliki kemampuan untuk mengemban tugas di Panitia Angket Kenaikan Harga BBM. "Itu`kan hak kami menempatkan Abdullah Azwar Anas. Mereka ingin agar Panitia Angket diisi orang-orang yang mau dan bisa diatur," katanya. Dia menyayangkan, FKB sebagai pelopor hak angket ini tidak diberi hak menempatkan kadernya di pimpinan Panita Angket. Mengenai adanya harapan masyarakat terhadap hak angket kenaikan harga BBM, Gus Choi mengemukakan, FKB hanya berhak menempatkan lima anggotanya di Panitia Angket. "Karena itu, terlalu berat kalau hanya menyandarkan harapajn kepada FKB," katanya. Dia juga mengungkapkan, semula ada upaya agar rapat Panitia Angket DPR dengan pihak lain yang dipanggil dilakukan tertutup. "Kami ingin agar seluruh rapat Panitia Angket dengan pihak lain dilakukan secara terbuka," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008