London (ANTARA News) - Harga minyak mentah, Senin, mengayun kembali ke arah rekor tertinggi pekan lalu karena para pekerja minyak di Brasil memulai lima hari pemogokannya sehingga memperketat pasokan energi global, kata para pedagang. Kontrak berjangka minyak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Agustus, bertambah 82 sen menjadi 145,90 dolar AS per barrel. Kontrak telah mencapai posisi puncak 147,27 dolar AS di New York Mercantile Exchange pada Jumat. Di London, kontrak berjangka minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus naik 61 sen menjadi 145,10 dolar AS, setelah mencapai posisi tertinggi selama ini pada 147,50 dolar AS pada Jumat lalu. "Harga menguat .... karena risiko dari gangguan pasokan seluruh dunia tampak besar," tulis analis Barclays Capital dalam sebuah catatannya kepada para nasabahnya pada Senin. Di Brasil, para pekerja di wilayah produksi minyak utama negara itu, memulai pemogokan pada Senin, mengurangi produksi harian secara keseluruhan hampir sepertiga, kata serikat pekerja mereka. Tiga belas dari 42 platform minyak yang dimiliki oleh perusahaan milik negara Petrobras di basin (cekungan) Campinas, pesisir Rio de Janeiro akan terpengaruh dan hampir ditutup, kata Federasi Serikat Pekerja Minyak (FUP) dalam sebuah pernyataannya. Sebagai akibatnya, produksi minyak Brasil mengalami pengurangan menjadi 1,4 juta barrel per hari, dari produksi normal 1,8 juta barrel, kata FUP. Para pedagang mengatakan memuncaknya ketegangan geopolitik di kawasan kaya minyak Timur Tengah dan kerusuhan di produsen minyak terkemuka Nigeria juga turut mendorong harga naik. "Itu terlihat jelas, bahwa geopolitik akan terus memicu harga minyak `rally`, karena masih memanasnya ketegangan antara Iran dan negara-negara Barat tentang program pengayaan uranium republik Islam itu," kata Linda Rafield, analis senior pada penyedia informasi energi Platts. Teheran bersikukuh bahwa program nuklirnya untuk pembangkit listrik, namun beberapa negara Barat mengkhawatirkan program itu bertujuan untuk membuat bom atom dan menyerukan penghentian program pengayaan uranium. Iram produsen minyak mentah terbesar kedua dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Produksi minyak mentah negara ini sekitar empat juta barrel per hari. OPEC telah mengatakan kartel tidak akan dapat menutup (menggantikan) produksi minyak Iran jika pasokan sementara terhenti akibat perang dengan Israel atau Amerika Serikat. Hal itu memperburuk kekhawatiran pasokan yang sedang berlangsung akibat kerusuhan di Nigeria, dimana kekerasan di wilayah selatan delta Niger telah mengurangi seperempat dari total produksi minyak Nigeria sejak Januari 2006. Pada awal perdagangan harga minyak sempat turun karena para investor mengikuti penguatan dolar AS dan aksi ambil untung dari kenaikan ke rekor tertinggi pekan lalu. Penguatan mata uang AS membuat harga minyak yang dipatok dalam dolar menjadi lebih mahal untuk para pembeli yang menggunakan mata uang yang melemah, sehingga menurunkan permintaan minyak. Dolar mendapat dukungan setelah Washington mengumumkan langkah penyelamatan dua raksasa kreditur perumahan AS, Fannie Mae dan Freddie Mac, yang nilai sahamnya jatuh karena kerugian yang dialami unit pembiayaan perumahan mereka, sehingga mengancam situasi finansial kedua perusahaan tersebut, demikian AFP.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008