Jakarta (ANTARA News) - Lapindo Brantas Inc menegaskan bahwa data-data pengeboran sumur eksplorasi Banjarpanji-1 milik Lapindo telah sering dipublikasikan dan juga sudah diserahkan ke pihak yang berwenang. "Sejak awal penyidikan, semua data termasuk data 'mud logging unit' yang juga merekam data tekanan pengeboran telah diserahkan kepada pihak Kepolisian Daerah Jawa Timur," kata Vice President Relations Lapindo Brantas Inc, Yuniwati Teryana, dalam pernyataan persnya di Jakarta, Selasa. Mud logging unit adalah satu perangkat alat dalam pengeboran yang berfungsi, antara lain, untuk melakukan pengamatan dan perekaman proses pengeboran. Menurut Yuniwati, sebenarnya dalam dunia pengeboran tidak ada istilah black box (kotak hitam). Tetapi yang benar adalah data pengeboran yang terekam di mud logging unit. "Data-data tersebut juga telah banyak dipublikasikan dan disampaikan pada seminar-seminar ilmiah, sehingga telah menjadi domain publik," katanya. Ia menyampaikan bahwa data-data pengeboran sumur eksplorasi Banjarpanji-1 itu justru menunjukkan tidak ada hubungan antara sumur ekplorasi Banjarpanji-1 dan semburan lumpur di Sidoarjo. "Data-data tekanan pengeboran menunjukkan secara pasti bahwa tekanan lubang sumur lebih rendah daripada kekuatan batuan (dinding sumur). Hal ini berarti bahwa 'casing shoe' yang merupakan bagian terlemah dari sumur bahkan tidak pecah," ujar Yuniwati. Di samping itu, tambah Yuniwati, juga terdapat data lain yaitu hasil survei "sonan log" yang menunjukkan tidak adanya aliran di belakang dinding (casing) sumur. "Fakta ini membuktikan bahwa 'casing shoe' tersebut tidak pecah," kata dia. Pernyataan mengenai data-data pengeboran ini, lanjut Yuniwati, dikeluarkan terkait dengan pemberitaan di berbagai media tentang tuntutan beberapa pihak agar pihak yang berwenang melakukan penyelidikan melalui black box atau (kotak hitam) pengeboran oleh Lapindo Brantas, Inc. "Kami berharap klarifikasi ini bisa meluruskan informasi yang tidak tepat yang bisa menyesatkan pemahaman publik atas fenomena semburan lumpur Sidoarjo," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008