New York (ANTARA News) - Jenazah pendaki gunung Indonesia, Pungkas Tri Baruno, yang menghembuskan nafas terakhir setelah menancapkan Bendera Merah-Putih di puncak gunung tertinggi di Amerika Utara, McKinley, pada Selasa di kota Anchorage, telah menjalani proses akhir, termasuk dishalatkan, sebelum diberangkatkan ke Tanah Air. "Jenazah tadi sudah dimandikan, dikafani dan dishalatkan, sudah siap untuk diberangkatkan," kata Konsul Jenderal RI untuk San Fransisco, Yudhistiranto Sungadi, di Anchorage ketika dihubungi ANTARA, Selasa sore. Proses memandikan, mengafani dan menyalatkan jenazah Pungkas sepanjang Selasa dilaksanakan sepenuhnya oleh komunitas Islamic Center di rumah duka di Anchorage. Jenazah dishalatkan oleh sekitar 15 anggota masyarakat Muslim setempat serta Konjen RI untuk San Fransisco. Rekan almarhum Pungkas sesama anggota tim ekspedisi Tunas Indonesia Kwartir Nasional Gerakan Pramuka ke Gunung McKinley, Gusti Kurnia Bayu Tresna, ikut memandikan jenazah. "Sebenarnya banyak yang ingin ikut memandikan jenazah, tapi tidak bisa banyak-banyak, akhirnya diputuskan hanya satu orang dari kita. Yang penting Alhamdulillah semua proses lancar," kata Yudhistiranto. Pada Selasa sore, jenazah Pungkas sudah dimasukkan ke peti yang kemudian diselubungi dengan bendera Merah-Putih dan siap diberangkatkan. "Semua dokumen sudah beres, baik surat kematian maupun surat pernyataan bebas penyakit menular yang dikeluarkan pihak berwenang di sini. Semuanya sudah kita legalisir," kata Yudhistira. Dokumen berupa surat kematian dan pernyataan bebas penyakit menular menurutnya telah disiapkan setidaknya dalam tiga berkas, yaitu satu berkas dilekatkan di atas peti jenazah, satu berkas akan dibawa oleh Kepala Bidang Konsuler KJRI San Fransisco Okto Dorinus Manik -- yang akan terbang ke Jakarta membawa jenazah, dan satu berkas lainnya untuk keluarga almarhum Pungkas. Secara khusus Yudhistiranto menyebut peran masyarakat Indonesia di Anchorage yang dilihatnya berperan penting dalam berbagai proses menyangkut jenazah Pungkas maupun rekan Pungkas sesama anggota tim Tunas Indonesia ke Gunung McKinley, yaitu Bayu Tresna, Hartman Nugraha dan Zulfa Ahyar. "Mereka sangat membantu. Ada yang mengirim makanan setiap hari, meminjami alat komunikasi, meminjami mobil dan lain-lain," katanya. Kepastian tentang jadwal keberangkatan jenazah diperkirakan sudah akan diketahui pada Selasa malam waktu Alaska. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008