Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta melemah delapan poin menjadi Rp9.140/9.145 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.132/9.145, karena pelaku pasar melepas rupiah. "Aksi lepas rupiah relatif kecil, sehingga mata uang Indonesia terkoreksi masih di bawah angka 10 poin, kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, rupiah yang kembali terpuruk, karena pelaku pasar menilai posisi rupiah sudah cukup tinggi dan ini merupakan peluang yang baik untuk mencari untung. Kondisi ini juga ditekan oleh menguat harga minyak mentah dunia yang sebelumnya merosot tajam kembali menguat hingga di posisi 136 dolar AS per barel, katanya. Menurut dia, rupiah masih berpeluang untuk menguat, apalagi setelah otoritas moneter menyatakan, pertumbuhan ekonomi terus menuju perbaikan. Bahkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama 2008 mampu mencapai angka 6,2 persen, katanya. Hal ini juga diperkuat oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) yang menyatakan, optimistis ekonomi Indonesia tumbuh sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Ekonomi Indonesia akan tumbuh pada tahun ini pada kisaran antara 6,2 sampai 6,4 persen, ucapnya. Rupiah yang menguat, lanjut dia, menunjukkan kepercayaan asing setelah pemerintah menaikkan harga bakar minyak (BBM) untuk mengantisipasi defisit APBN yang berlanjut Rupiah diperkirakan akan kembali menguat dan mencapai angka Rp9.100 per dolar AS, apabila kondisi pasar eksternal yang menekan mulai reda, katanya. Apalagi investor asing juga berminat untuk meningkatkan investasinya di dalam negeri seperti investor Australia dan kawasan Timur Tengah. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2008