Padang (ANTARA News) - Ketidaktahuan konsumen atas bahan dan kondisi makanan serta minuman dikonsumsinya menjadi penyebab kasus keracunan pangan. Penyebab ini terutama terjadi di lingkungan sekolah, dimana para konsumen adalah para murid dan bahan makanan/minuman yang dikonsumsi adalah jajanan, kata Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BB-POM) Padang, Arafah Madjid di Padang, Minggu. Hal itu disampaikannya dihadapan 125 orang guru Sumbar dalam Pelatihan Perlindungan Anak Sejak Dini digelar Departemen Pendidikan Nasional RI dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumbar. Jajanan yang menyebabkan terjadinya keracunan pangan terutama akibat tercemar bahan berbahaya mikrobiologi dan kimia. Selain itu karena bahan pangan tersebut tidak memenuhi persyaratan higienis, tambahnya. Karena itu, masalah terkait keamanan pangan jajangan di lingkungan sekolah harus menjadi perhatian para guru dan pihak terkait. Ia menyebutkan, pangan jajanan termasuk kategori makanan siap saji hasil proses dengan cara atau metode tertentu untuk bisa langsung disajikan kepada konsumen. Jajanan biasanya sangat banyak dijumpai di lingkungan sekolah dan rutin dikonsumsi para murid dengan harga yang terjangkau, tambahnya. Selain itu, pangan jajanan tempat akhir pengolahannya justru dilakukan di tempat penjualan seperti pisang goreng, es campur dan nasi goreng. Menurut dia, mengapa pangan jajanan dinilai tidak aman karena bahan bakunya juga tidak aman, seperti ikan dan hasil laut lainnya yang berasal dari perairan yang tercemar. Kemudian, terjadi kontaminasi silang dimana bahan pangan masih mentah dan peralatan tidak saniter, katanya. Jarak waktu persiapan hingga kepada konsumen terlalu lama mencapai lebih dari enam jam dan terlalu lama di suhu ruang sehingga mikroba tumbuh dan berkembang, tambah Arafah. Ia mengatakan, dalam mencegah timbulnya keracunan pangan di lingkungan sekolah maka sangat penting peran aktif para guru untuk memonitor keamanan pangan jajaran di sekolahnya. Untuk itu dibutuhkan pembekalan dan pengetahuan untuk memilih pangan jajanan yang aman bagi para muridnya. Melalui pelatihan perlindungan anak sejak dini yang digelar Departemen Pendidikan Nasional RI dan YLKI Sumbar, diharapkan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang arti perlindungan konsumen bagi para murid, tambah Arafah.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008