Kabul (ANTARA News) - Polisi anti-narkotika Afghanistan telah menyita 44 ton heroin dan opium dalam tiga bulan terakir, pencapaian besar dalam perang melawan produksi obat bius yang luar biasa besarnya, seorang pejabat penting pemerintah mengatakan Senin. Ladang ganja Afghanistan menghasilkan 93 persen dari opium dunia tahun lalu, dengan tanah yang diolah untuk pengembangannya lebih banyak dibanding Kolombia, Bolivia dan Peru digabungkan, kata PBB. Namun pemerintah Afghanistan mengatakan mereka telah membuat beberapa kemajuan dalam mengurangi produksi obat bius, dengan lebih banyak provinsi diperkirkan akan diumumkan bebas-opium tahun ini. Hasil panen opium yang buruk dan harga gandum yang tinggi juga diperkirakan akan mengurangi produksi obat bius. "Kami telah menyita lebih dari satu ton heroin, 43 ton opium dan 256 ton kanabis dalam tiga bulan terakhir dari seluruh Afghanistan," Wakil Mendagri Afghanistan Jenderal Dawood Dawood mengatakan pada wartawan di ibukota Afghansitan Kabul. "Sekitar 463 kasus orang yang terlibat dalam masalah obat bius telah dirampungkan. Itu mencakup pedagang gelap narkoba asing dan Afghanistan," katanya. Obat bius tidak sah diperkirakan bernilai lebih dari 3 triliun dolar satu tahun bagi ekonomi Afghanistan. Uang itu telah membantu menambah korupsi pejabat dan juga membantu pemberontakan Taliban melalui pajak 10 persen yang gerilyawan terapkan pada petani opium. Para pejabat Barat mengeluh pemerintah Afghanistan telah gagal untuk bertindak terhadap para pejabat tinggi yang terlibat dalam perdagangan obat bius, tapi Dawood mengatakan mereka yang tertangkap termasuk sejumlah pejabat senior. "Kami telah menangkap orang yang terlibat dalam bisnis perdagangan obat bius hingga gubernur distrik dan kepala polisi serta menyerahkan mereka ke pengadilan," kata Dawood. Ada sekarang ini sekitar 4.000 pejabat polisi dalam kampanye melawan obat bius di Afghanistan, jumlah yang kecil mengingat luasnya masalah, demikian Reuters.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008