Jakarta, (ANTARA News) - "Kita juga harus mengakui jujur mengalami krisis kredibilitas," kata Jaksa Agung Hendarman Supandji dalam sambutannya di acara Hari Adhyaksa ke-48, di Jakarta, Selasa. Ulah oknum yang berbuat menyimpang menjadi tamparan keras dan telah mencoreng citra kejaksaan, demikian Jaksa Agung. Menurut dia, memasuki tahun 2008 atau menyambut Hari Adhyaksa, kejaksaan mengalami cobaan seiring sorotan publik terhadap kejagung akibat ulah oknum itu. "Sorotan terus menerus itu, seolah-olah menghapus apa yang telah dilakukan Kejagung," katanya. Ia mengatakan adanya penyimpangan yang dilakukan oknum tersebut berarti perintah harian kejaksaan belum dilaksanakan dengan betul. Karena itu, kata dia, Hari Adhyaksa dapat dijadikan introspeksi kinerja selama ini, agar peristiwa yang sama tidak terulang kembali. "Kita juga harus mengakui jujur mengalami krisis kredibilitas," ujarnya. Ia juga menyebutkan perlunya perubahan mendasar dalam kejaksaan terkait tertib moral untuk memperbaiki citra kejaksaan. Dirinya tidak akan segan-segan menindak pelanggaran yang dilakukan oleh aparat kejaksaan yang dapat menjatuhkan nama institusi tersebut. "Saya tidak ingin ada dalam penyelidikan saksi yang menjadi tersangka, atau tersangka yang menjadi saksi," katanya. Jaksa Agung, Hendarman Supandji, memimpin upacara Hari Adhyaksa atau Hari Kejaksaan ke-48. Acara itu dihadiri sebanyak 1.800 karyawan di lingkungan kejaksaan agung (kejagung), dengan menggunakan upacara ala militer. (*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008