Singapura (ANTARA News) - Thailand bersedia menjadi ketua Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sekalipun tanpa seorang menteri luar negeri, dan pada saat pasukannya menghadapi Kamboja, kata Sekjen ASEAN di Singapura, Selasa. Thailand mengambil-alih rotasi kepemimpinan ASEAN yang beranggotakan 10 negara Jumat dari Singapura, setelah para menteri luar negeri perhimpunan itu mengadakan serangkaian pertemuan tahunan di negara kota tersebut. Surin Pitsuwan, sekjen ASEAN, mengatakan kepada AFP bahwa dia tidak khawatir mengenai Thailand mengambil-alih jabatan tersebut, meskipun pada saat ini pemerintahan di negaranya dalam keadaan kacau. Dia mencatat bahwa, sebagai anggota pendiri perhimpunan itu, yang didirikan pada 1967, Thailand adalah veteran diplomasi di tingkat regional. "Saya rasa Thailand berpengalaman dan berkeahlian serta mempunyai kepercayaan. Dan para pejabat, pejabat-pejabat tetap, sangat, sangat berkompetensi. Karena itu, jangan khawatir," kata Surin. Thailand bersiap mengambil alih kepemimpinan perhimpunan pada saat sekitar 500 tentaranya tengah berhadapan dengan 1.000 tentara negara tetangga sekaligus rekan sesama anggota ASEAN-nya, Kamboja, di sekitar candi Budha abad ke-11 Preah Vihear di wilayah perbatasan mereka. Wakil Perdana Menteri Sahas Bandidkul hadir mewakili Thailand pada pertemuan ASEAN pekan ini, setelah menteri luar negerinya, Noppadon Pattama, mengundurkan diri pada awal bulan ini berkaitan sengketa candi Preah Vihear yang kontroversial itu. Sidang pengadilan memutuskan Noppadon dan seluruh kabinet mestinya meminta persetujuan parlemen untuk melakukan kesepakatan dengan Kamboja menyangkut candi itu. Kesepakatan tersebut mendukung Kamboja dalam upayanya meminta status Warisan Dunia untuk Preah Vihear kepada badan kebudayaan PBB, UNESCO. Noppadon menjadi pejabat tinggi ketiga di dalam Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang berkuasa, yang dipaksa mundur dari jabatan dalam tempo kurang dari 48 jam, berkaitan dengan berbagai persoalan yang kontroversi itu. Thailand adalah salah satu dari tiga negara anggota ASEAN, bersama Indonesia dan Filipina, yang belum meratifikasi piagam baru ASEAN yang ditransformasikan ke dalam entitas resmi, dan akan memberikan kelompok tersebut pengaruh besar dalam perundingan-perundingan internasional.

COPYRIGHT © ANTARA 2008