Denpasar (ANTARA news) - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Bali dewasa ini menemukan banyak kendala dalam upaya menerapkan pemakaian kondom sebagai langkah pencegahan terhadap penularan virus HIV penyebab AIDS. Padahal, kondom sesungguhnya memiliki peran yang cukup menjanjikan bagi seseorang untuk tidak terinfeksi virus HIV/AIDS saat berhubungan seksual dengan orang yang mengidap virus yang sangat berbahaya itu, kata Koordinator Pokja Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi KPA Bali, Prof Dr IDN Wirawan MpH, di Denpasar, Selasa. Di sela-sela rapat koordinasi KPA Bali, guru besar pada Universitas Udayana (Unud) itu menyatakan, sebagian besar warga masyarakat masih menganggap tabu atau bahkan malu-malu kucing jika diajak berbicara masalah kondom. Tidak hanya itu, sebagian masyarakat juga mengaku tidak terbiasa memakai "sarung pengaman" itu saat harus berhubungan dengan lawan jenis. "Alasannya macam-macam, mulai dari kurang enak, kurang sreg, sampai ke kurang gairah dan lain-lain," katanya. Akibatnya, berkali-kali upaya pemasyarakatan pemakaian kondom dilakukan, terutama di kalangan wanita pekerja seks komersial (PSK) dan "pelanggannya", selalu saja ditemukan hambatan. Dengan kata lain, program kondomisasi tidak pernah bisa sampai dengan mulus ke kalangan mereka, ujar Prof Wirawan. Senada dengan Prof Wirawan, Prof Dr dr Tutty Parwati SpPD, pemerhati masalah AIDS, mengungkapkan bahwa sebagian besar dari lelaki yang suka "jajan", selama ini banyak yang tidak bersedia menggunakan kondom saat berhubungan badan dengan wanita PSK. "Kenyataan di kita berbeda dengan di Thailand atau beberapa negara lain di dunia, yang sebagian besar lelakinya justru meminta disediakan `sarung pengaman` saat akan berhubungan dengan PSK," ujar Tutty. Dikatakan, kebiasaan memakai kondom saat berhubungan dengan PSK di beberapa negara lain itu juga erat kaitannya dengan ketentuan yang berlaku di negara yang bersangkutan. Di Thailand, misalnya, pemerintah setempat menetapkan ketentuan kepada siapapun yang akan melakukan kontak seksual dengan PSK, diwajibkan untuk memakai kondom. "Ketentuan tersebut diberlakukan sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya penularan virus HIV/AIDS yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual," kata Tutty menjelaskan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008