Banjarnegara, (ANTARA News) - Produksi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mrica, Banjarnegara, tersendat lantaran debit air yang masuk ke dalam waduk mengalami penyusutan hingga 80 persen. "Dalam kondisi normal, debit air Sungai Serayu yang masuk selama lima tahun terakhir sebanyak 66 meter kubik per detik, tetapi sekarang hanya 15 meter kubik per detik," kata General Manager PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit (UBP) Mrica, Harlen, di Banjarnegara, Rabu. Dari debit air sebanyak 15 meter kubik per detik tersebut, kata dia, 11 meter kubik per detik digunakan untuk irigasi bagi lahan pertanian seluas 4.883 hektare dan sisanya untuk kebutuhan pembangkit. Air tersebut ditampung dahulu agar bisa menggerakkan tiga turbin pembangkit yang masing-masing berkapasitas 60 megawatt. "Debit air sebanyak 4 meter kubik per detik tersebut, kita tampung dahulu agar bisa menggerakkan seluruh turbin yang berkapasitas 3x60 megawatt sehingga tidak bisa beroperasi penuh selama 24 jam," kata dia menegaskan. Menurut dia, pengoperasian turbin tersebut hanya dilakukan selama lima jam sehari yakni dari pukul 17.00 WIB hingga 22.00 WIB. Ia mengatakan, UBP Mrica juga menyiapkan 40 unit pompa air untuk menambah debit air yang masuk ke dalam waduk sekaligus membantu mengurangi sedimentasi. (*)

Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2008