Pangkalpinang (ANTARA News) - Sebagian petani sayur mayur di Desa Tua Tunu Kota Pangkalpinang banyak yang beralih berprofesi sebagai pedagang buah keliling. Sarnubi, petani yang beralih menjadi pedagang buah keliling, di Pangkalpinang, Rabu, mengatakan, terpaksa berdagang buah karena biaya produksi dan pengolahan kebun tinggi. "Sementara berhenti dulu berkebun sayuran dan untuk memenuhi kebutuhan keluarga terpaksa berjualan keliling dengan mengunakan sepeda motor," ujarnya. Menurut dia, modal berkebun saat ini tinggi terkait naiknya harga pupuk dan racun hama sayuran sedangkan harga hasil perkebunan tidak ada peningkatan harga sehingga petani rugi. Perkebunan bermacam jenis sayur seperti kacang panjang, sawi, bayam, terong dan timun di Tuatunu sangat cocok karena tanahnya subur dan persediaan air sungai maupun kolong mencukupi mengaliri perkebunan petani. "Karena kendala tingginya harga pupuk dan racun hama kami untuk sementara berhenti berkebun sayuran dan beralih menjadi pedagang buah keliling," ujarnya. Rata-rata harga pupuk naik 100 persen demikian juga harga racun hama sedang untuk upah pengolahan lahan Rp75.000,- perorang. Menurut dia, berdagang buah keliling tidak harus bermodal besar cukup modal Rp200.000,- sudah mendapatkan dagangan banyak. Pedagang keliling biasanya menjual buah seperti Mangga, jeruk, pepaya dan nanas ke Kota Pangkalpinang maupun ke daerah lainnya. Rata-rata pedagang buah keliling mendapat keuntungan bersih perharinya mencapai Rp75.000 hingga Rp100.000 perhari.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2008