Jakarta (ANTARA News) - Menghadapi Pemilu 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta pers bisa menjadi laboratorium politik yang mengamati perilaku berpolitik di Indonesia. Pesan itu disampaikan Presiden ketika bertemu dengan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat. "Presiden berpesan agar PWI dan masyarakat pers memberi kontribusi positif menjelang Pemilu 2009 dan selama masa kampanye yang cukup lama," jelas Ketua PWI, Tarman Azzam, usai bertemu Presiden Yudhoyono. Kedatangan PWI, menurut Tarman, melaporkan persiapan Kongres PWI ke-22 di Nanggroe Aceh Darussalam pada 28-29 Juli 2008, sekaligus mengundang Presiden untuk membuka acara tersebut. Namun, karena Presiden harus membuka konferensi internasional di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Bali pada hari yang sama, ia berhalangan hadir pada Kongres PWI tersebut. "Presiden hanya menitip pesan untuk Pers Indonesia serta masyarakat Aceh," ujar Tarman. Dalam pesannya, Presiden meminta kalangan pers untuk membenahi internal dunia pers dengan senantiasa taat kepada kode etik. Presiden mengatakan pemerintah tidak ikut campur soal penegakan kode etik tersebut dan menyerahkan sepenuhnya kepada dunia pers sendiri. Tarman menambahkan, Presiden juga berpesan agar PWI selaku organisasi paling andal dalam komunitas pers selalu menjaga kekompakan. (*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2008