London (ANTARA News) - Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap euro pada Senin waktu setempat (Selasa WIB), di tengah kekhawatiran baru sektor perbankan AS dan sinyal inflasi di zona euro. Mata uang tunggal Eropa pada akhir hari perdagangan berada pada 1,5742 dolar AS, naik dari 1,5703 dolar AS pada akhir Jumat pekan lalu, demikian laporan AFP. Dolar AS juga melemah terhadap mata uang yen Jepang menjadi 107,47 yen dari 107,85 yen pada Jumat lalu. Para pedagang uang mengatakan, para investor terguncang oleh berita akhir pekan bahwa regulator AS telah menutup dua bank yang gagal, the First National Bank of Nevada dan the First Heritage Bank di Newport Beach, California. "Dua bank gagal ini membawa jumlah kebangkrutan di sektor perbankan berjumlah tujuh sejak awal tahun ini dan tidak ada harapan baik untuk cepat kembalinya kepercayaan investor terhadap sektor perbankan," kata para analis di fund manager Aurel. Pasar sekarang sedang menunggu data ekonomi utama AS yang akan dirilis pekan ini, dimulai dengan indeks kepercayaan konsumen pada Selasa. Sebuah perkiraan pertumbuhan AS dalam kuartal kedua akan dipublikasikan pada Kamis, diikuti data lapangan kerja baru untuk Juli pada Jumat. "Kami perkirakan data pekan ini secara umum menjadi pendukung dolar terhadap euro," kata para analis Barclays Capital. Namun, Lee Hardman dari Bank of Tokyo-Mitsubishi memperingatkan: "Kami yakin bahwa sentimen positif dolar baru-baru ini kemungkinann diuji dalam pekan yang akan memberikan beberapa laporan ekonomi AS, yang dapat mendorong para pelaku pasar menilai kembali kekuatan ekonomi AS." Sementara itu, euro mendapat kekuatan dari survei yang memperlihatkan bahwa kepercayaan konsumen Jerman telah jatuh ke posisi terendah lima tahun karena harga minyak memicu inflasi yang "merobohkan" data kenaikan kuat jumlah pekerja dan upah. Sebuah indeks kepercayaan yang dikompilasi oleh the GfK institute turun menjadi 2,1 poin dari 3,6 poin dalam survei sebelumnya, merupakan level terendah sejak Juni 2003, dengan sub indikator ekonomi dan ekspektasi pendapatan turun tajam. "Momentum positif dari pasar kerja dan kenaikan upoah dibandingkan tahun lalu roboh oleh sentimen inflasi," kata GfK. Melonjaknya kembali inflasi di zona euro memungkinkan Bank Sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunganya, yang dapat membuat euro lebih menarik. Di tempat terpisah, pound masih di bawah tekanan menyusul serangkaian hasil survei pada ekonomi Inggris yang suram. Hometrack melaporkan harga rumah turun 1,2 persen pada Juli dan Juni, sementara Land Registry melaporkan harga rumah di Inggris dan Wales turun 1,0 persen antara Juni dan Mei. Ditambah laporan dari KPMG bahwa lebih dari separuh dari pekerja Inggris diperkirakan terkena PHK pada bulan-bulan mendatang. Dalam perdagangan di London, Senin, euro dipindahtangankan pada 1,5742 dolar terhadap 1,5703 akhir Jumat, 169,23 yen (169,35), 0,7901 pound (0,7884) dan 1,6271 franc Swiss (1,6279). Dolar berada pada 107,47 yen (107,85) dan 1,0331 franc Swiss (1,0366). Pound berada pada 1,9943 dolar (1,9913). Di London Bullion Market, harga emas naik menjadi 923,50 dolar per ons dari 920,50 dolar pada akhir Jumat. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2008