Ottawa (ANTARA News) - Terus terpecahnya beting es terbesar yang tersisa di Kutub Utara selama beberapa tahun terakhir adalah salah satu perubahan yang diakibatkan naiknya temperatur Bumi, seorang ilmuwan Kanada menyatakan. Pemisahan bongkahan es seluas empat kilometer persegi dari beting es pekan lalu menandai berlanjutnya proses yang telah terjadi selama bertahun-tahun, kata Derek Mueller, ahli ilmuwan kutub dan rekan peneliti di Trent University di Ontario, seperti dilaporkan Xinhua. Mueller mengatakan perubahan pada beting tersebut, yang mengelilingi Ward Hunt Island di lepas pantai utara Ellesmere, memberi bukti lebih lanjut bahwa planet ini, dan terutama di bagian Utara, bertambah panas akibat perubahan iklim. Satu ekspedisi oleh peneliti AS Robert Peary pada 1906 menetapkan ukurang Ellesmere Island Ice Shelf kurang dari 9.000 kilometer persegi. Beting es tersebut sejak itu telah terpecah jadi bongkahan lebih kecil, yang terbesar adalah Ward Hunt Island Shelf. Secara keseluruhan, luas semua potongan itu sekarang kurang dari 900 kilometer persegi. Mueller mengatakan jika pemanasan yang terjadi dari tahun-ke- tahun tersebut terus terjadi, para peneliti Kutub Utara akan dapat mendeteksi sebagian pembentukan baru es selama bulan-bulan musim dingin, baik melalui penebalan es atau penyebaran beberapa beting. Namun para peneliti belum menyaksikan tanda pembentukan baru itu, katanya. Mueller adalah bagian dari tim peneliti kubub yang pertama kali menemukan pada 2002 pecahan besar inti pada beting es tersebut, yang telah berlangsung antara 2000 dan 2002. Satu ekspedisi di sepanjang Canadian Rangers melalui patroli di sekitar Ellesmere Island pada April 2008 mendapati retakan 19-kilometer di sepanjang beting itu, tanda lebih lanjut bahwa pemecahan tampaknya terjadi. Kesatuan beting es hilang pada 2002 dan itu adalah suatu perubahan, katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008