Banda Aceh (ANTARA News) - Ketua PWI Cabang Sumatera Utara, Muhyan merupakan satu-satunya peserta Kongres XXII PWI yang membuat peserta kongres kaget pada pelaksanaan pesta demokrasi para wartawan seluruh Indonesia itu di Banda Aceh, Selasa malam. Muhyan merupakan satu dari lima calon Ketua Umum PWI yang berasal dari luar Pulau Jawa. Ia bersedia maju setelah mendapat 11 suara dukungan dari cabang yang umumnya berasal dari Sumatera. Peserta kongres kaget ketika dia tiba-tiba mengundurkan diri sebagai calon dan sempat menolak ketika diumumkan namanya masuk dalam kabinet pengurus baru PWI periode 2008-2013. Tetapi, keputusan itu juga membuat para peserta kongres kagum. "Luar biasa," kata salah seorang peserta ketika ia menyatakan mundur dari calon. Muhyan menyatakan mundur dari pencalonan setelah menyampaikan visi dan misi di hadapan ratusan peserta kongres. Program-program yang disampaikannya begitu bagus, sehingga berkali-kali para peserta memberikan aplaus kepadanya. Tetapi, pada saat mengakhiri pidatonya, ia menyatakan mundur dari calon ketua umum dan dengan besar hati ia menyerahkan kepemimpinan PWI ke depan kepada generasi muda. Tentu saja keputusan itu membuat terkejut para peserta kongres. Ketika Ketua Umum PWI terpilih Margiono mengumumkan susunan kabinetnya, Muhyan dengan tegas menolaknya, karena ia masih menjabat Ketua PWI Sumut. Pada kepengurusan PWI Pusat, Muhyan menjabat sebagai Ketua Bidang Pembinaan Daerah. Setelah pengumuman itu, Muhyan langsung berdiri dan menyatakan dirinya menolak menjadi Ketua Bidang Pembinaan Daerah, karena pada saat ini menjabat sebagai Ketua Umum PWI Cabang Sumut. "Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada Ketua Umum, dengan ini saya tidak bersedia menjadi pengurus PWI Pusat, karena masih menjabat Ketua Umum PWI Sumut," ujarnya yang disambut dengan tepuk tangan para peserta. Kemudian, Margiono menyatakan, "Setahu saya jabatan saudara sebagai Ketua PWI Sumut tinggal beberapa bulan lagi." "Tidak, Pak. Jabatan saya masih dua tahun lagi," kata Muhyan.(*)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008