Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) akan mengantisipasi isu pemanasan global yang bisa berdampak negatif bagi kondisi makroekonomi. Untuk itu perlu adanya koordinasi dan pembagian tugas yang harus dilakukan dengan menyesuaikan dan mengarahkan pengeluaran global, bukan hanya dari pemerintah, tapi juga dari dunia usaha ke negara-negara berkembang, kata Gubernur BI Boediono, saat membuka Seminar "Macroeconomic Impact of Climate Change: Opportunities and Challenges" di Nusa Dua, Bali, Jumat. "Saya harus ingatkan dalam roadmap Bali tentang pemanasan global ditegaskan provisi keuangan dan insentif lain diarahkan untuk memperluas transfer teknologi ramah lingkungan dari negara maju ke negara berkembang," katanya. Boediono juga mengungkapkan bahwa setiap negara maju harus sepakat mengembangkan program yang bisa memperluas investasi dan mendorong transfer teknologi ke negara berkembang. Dia berharap, dalam acara seminar tahunan yang diadakan BI ini, dapat menjadi tonggak global untuk mengedepankan isu pemanasan global dan perubahan iklim. Pertemuan tersebut juga menyepakati bahwa perubahan iklim menyebabkan perubahan signifikan kepada sistem biologi dan fisik seperti peningkatan jumlah topan, pola cuaca, laut, angin dan tumbuh kembangnya binatang maupun tumbuhan, epidemik, distribusi spesies dan populasi. Perubahan iklim juga berpengaruh pada berbagai ekosistem di daerah berlatitud tinggi seperti artik dan antartika, daerah altitude tinggi, dan garis pantai tinggi. Efek tersebut hanya akan terasa dalam jangka panjang, tapi beberapa tidak terlalu lama, bahkan beberapa dampak perubahan iklim sudah mulai terasa saat ini. Untuk mengatasi hal ini telah disepakati perlunya langkah terkoordinasi secara global. Semua harus terlibat meski saat ini terdapat kesenjangan dalam kemampuan memitigasi dampak bencana. "Kita sadar di negara berkembang dampak negatif perubahan iklim juga dibarengi dengan ketidakmampuan SDM (sumber daya manusia) karena kekurangan teknologi dan keuangan," katanya. Di sektor swasta, Boedino, mencontohkan, konsumen harus berusaha mengurangi konsumsi produk berkarbon tinggi begitu juga dunia usaha harus mampu mengembangkan alternatifnya. Dengan memberikan insentif yang tepat, dan mendorong dunia usaha mengembangkan inovasinya akan menjadi salah satu bagian besar jawaban dari tantangan perubahan iklim. Sehingga, bila dikoordinasikan dengan tepat maka mitigasi perubahan iklim dan pertumbuhan ekonomi bisa dicapai secara bersamaan. Sementara, Deputi Senior Gubernur BI Miranda S Goeltom, mengatakan, untuk mengurangi dampak pemansan global ini perlu peran serta semua pihak, dan itu perlu regulasi untuk bisa mewujudkannya. Implementasi yang bisa diterapkan diperbankan bisa diterapkan melalui pengucuran kredit, dimana perbankan bisa menekankan pada kreditornya untuk mematuhi aspek lingkungan dalam menjalankan proyek yang dijalankan. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2008