Jerusalem,  (ANTARA News) - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada hari  Ahad mulai mengirim personel cadangannya ke Jalur Gaza.

Seperti dilaporkan Xinhua, jurubicara IDF mengatakan sebagian personel cadangan sudah masuk Jalur Gaza dan yang lain akan masuk kemudian. Ia tak mau mengatakan berapa jumlah personel cadangan yang akan memasuki Jalur Gaza.

Utuk pertama kalinya, IDF mengerahkan personel cadangan ke dalam Jalur Gaza sejak negara Yahudi tersebut memulai "Operasi Meraih Keunggulan" yang pada  Ahad  memasuki hari ke-16 dengan korban warga Palestina lebih dari 900 orang.

Tindakan itu bukan berarti IDF telah memulai tahap ketiga operasi tersebut, kata jurubicara itu.  

Tahap pertama, yang dimulai pada 27 Desember, adalah serangan udara besar-besaran "terhadap sasaran HAMAS" di seluruh Jalur Gaza. Tahap kedua adalah masuknya tentara darat IDF, dan tahap ketiga diduga berupa perluasan serangan darat, kemungkinan ke dalam wilayah Kota Gaza, yang berpenduduk padat.

Operasi tersebut akan berlanjut selama diperlukan, dan akan ditingkatkan jika IDF perlu melakukannya, kata jurubicara itu. Ditambahkannya, tujuannya ialah "untuk memberi HAMAS pukulan yang lebih keras".

Sekitar satu pekan sebelumnya, pemerintah Israel mengumumkan negara tersebut telah menyetujui pengerahan puluhan ribu personel cadangan.

Secara kasar satu pekan sebelum pengumuman tersebut, hampir 10.000 personel cadangan sudah dikerahkan berdasarkan perintah sebelumnya oleh Departemen Pertahanan Israel.

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menyerang balik meningkatnya pengutukan internasional terhadap operasi IDF di Jalur Gaza, dan mengatakan, "Tak ada negara di dunia --bahkan mereka yang mengajarkan moral kepada kita-- akan memperlihatkan pengendalian diri dan kesabaran serupa."

Olmert membela keputusan keamanan kabinet Israel untuk melanjutkan operasi di Jalur Gaza kendati DK PBB pada Kamis mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera yang bertahan lama.

Pada hari Jumat, kabinet keamanan Israel memutuskan untuk melanjutkan operasi IDF, tapi tak memperluasnya hingga tahap saat ini.

Kendati Olmert yakin IDF akan mencapai sasaran operasinya, diduga ada sangat banyak kesulitan bagi operasi tersebut.

"HAMAS akan terus berperang, meskipun kelompok pejuang Palestina itu menghadapi serangan gencar IDF," kata pemimpin dinas intelijen militer IDF Mayor Jenderal Amos Yadlin.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009