Ambon, (ANTARA News) - Pemerintah Australia akan segera mencabut status "waspada" yang diterapkan mulai tahun 1999 untuk Kota Ambon, sejak ibukota provinsi Maluku itu dilanda konflik pada tahun 1999. "Status waspada ini akan segera dicabut Pemerintah Australia setelah pelaksanaan Yacht Race Internasional Darwin (Australia Utara)-Ambon (Provinsi Maluku/Indonesia) 2008, yang akan berakhir 5 Agustus mendatang," tegas Sekretaris I Bidang Politik, Kedutaan Australia untuk Indonesia, Toby Lendon, di Ambon, Jumat. Penegasan itu disampaikan Toby Lendon usai melakukan pertemuan tertutup selama hampir satu jam bersama Walikota Ambon, Jopie Papilaja di ruang kerjanya. Ia mengakui, status yang diberikan Pemerintah Australia Kota Ambon selama ini setelah situasi semakin kondusif pascakonflik yakni "Waspada", mengingat sewaktu-waktu konflik dapat saja pecah, sehingga turut mengancam keselamatan warga termasuk wisatawan khususnya asal Australia. Tobby Lendon juga berharap kunjungannya ke Ambon meningkatkan hubungan kerja sama dan kekerabatan dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon. "Kami berharap hubungan kerjasama dengan Pemkot Ambon semakin meningkat, serta keharmonisan antar masyarakat kedua wilayah ini terus terpelihara dengan baik," ujar Lendon, seraya menambahkan pemerintah negara itu memberikan dukungan positif terhadap terlaksananya Yacht Race Internasional Darwin-Ambon tahun 2008 yang merupakan tindaklanjut kerja sama kota bersaudara (City Sister) antara Darwin-Ambon yang telah dijalin sejak 20 tahun terakhir ini dan berharap jumlah peserta akan semakin meningkat di tahun mendatang. Sementara itu, Walikota Papilaja secara terpisah membenarkan komitmen pemerintah Australia untuk menghapus status waspada yang masih dikenakan bagi wisatawan negara itu yang akan berkunjung ke Ambon dan Maluku pada umumnya. "Tadi kami sudah membahasnya dan status itu akan segera dicabut setelah berakhirnya lomba layar Internasional Darwin-Ambon dan status Ambon secepatnya diturunkan dan akan sama dengan Bali maupun Jakarta," ujar Papilaja, seraya menambahkan, dasar pertimbangannya karena situasi dan kondisi keamanan yang semakin normal serta interaksi antarwarga sudah berjalan seperti sebelum konflik 1999 lalu. Kondisi seperti ini, tandas Papilaja, semakin menumbuhkan kepercayaan negara-negara yang selama ini memberlakukan larangan bepergian (travel warning) kepada Maluku dan Ambon. Dalam pertemuan itu juga disepakati bahwa Kedutaan Australia akan mendorong agar peringatan gugurnya tentara Negara Persemakmuran pada Perang Dunia Ke-II (Anzac Day) untuk diperingati kembali setiap tahun pada Bulan April, dan dipusatkan di Taman Makam persemakmuran Australia, Tantui, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, dan dimulai tahun 2009 mendatang. "Dulu sebelum konflik setiap tahun ada upacara peringatan Anzac Day. Mereka (Kedutaan Australia-red) akan mendorong agar para veteran dan keluarga korban Perang Dunia II dari negara-negara Persemakmuran untuk datang tahun depan," tambah Papilaja. (*)

Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2008