Tunis (ANTARA News) - Pemimpin Libya Moamer Kadhafi Selasa memperingatkan Iran bahwa negara itu menghadapi penghinaan militer sebesar Irak karena penolakannya untuk menanggapi negara-negara besar Barat menyangkut kebuntuan nuklir. "Apa yang Iran lakukan benar-benar berasal dari kesombongan," Kadhafi mengatakan dalam kunjungan ke Tunisia setelah Teheran mengabaikan tenggat waktu Barat lainnya untuk menerima paket insentif sebagai pertukaran bagi transparansi penuh dalam ambisi nuklirnya. Perunding dari Inggris, China, Perancis, Jerman, Rusia dan AS -- yang menduga Iran berusaha untuk membangun kemampuan senjata atom -- telah menjadwalkan konferensi yang diminta Rabu saat krisis mendalam. "Dalam hal keputusan terhadap Iran, negara itu akan menderita sama seperti Irak...Iran tidak lebih kuat dari Irak dan tidak mamiliki cara untuk melawan (serangan militer) menurut caranya sendiri," kata Kadhafi. "Tantangannya lebih besar dan melampaui kemampuan Iran untuk membalas," ia menambahkan, ketika berbicara pada hari ketiga dari kunjungannya. Seperti Iran dan Irak sebelumnya, Libya selama bertahun-tahun didesak oleh Barat karena ambisi dan kemampuan senjata nuklir dan kimianya sebelum menemukan dasar bersama pada 2003. Teheran tetap menolak untuk menangguhkan kegiatan pengayaan uraniumnya, yang negara itu katakan ditujukan hanya untuk memproduksi bahan bakar untuk memproduksi listrik. AS dan sekutunya mengkhawatirkan program itu hanya merupakan kedok bagi pengembangan senjata nuklir, demikian AFP.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2008